Alferd berharap penemuannya dapat menghentikan peperangan
Alferd Nobel memang menciptakan dinamit tapi dia tidak pernah menganggap penemuannya sebagai sesuatu yang salah. Kebanyakan penemuan Alferd digunakan untuk pertambangan dan komunikasi.
Dan meski dinamit juga dimanfaatkan sebagai senjata milier, namun dia menganggap itu bukan salahnya. Menurut Alferd, mereka yang menggunakan produknya sebagai senjata-lah yang harus dihukum karena telah menyalahgunakan penemuannya. Di sisi lain, Alferd juga berharap penemuannya dapat menghentikan perang.
Hal ini terungkap dari tulisan Alferd pada tahun 1890, di sana tertulis "pada hari ketika dua pasukan akan dapat saling memusnahkan dalam satu detik, semua negara beradab akan mundur dari perang dengan ngeri dan membubarkan pasukan mereka.".
Memiliki banyak penemuan, Alfred Nobel tidak pernah sekolah
Meski berasal dari keluarga ilmuwan, tidak berarti keluarga Nobel hidup dengan banyak harta. Pada tahun 1837, perusahaan ayahnya di Stockholm bangkrut dan membuat keluarga Nobel harus pindah ke Saint Petersburg dan memulai usaha baru.
Untungnya usaha mesin dan bahan peledak sang ayah sukses besar dan membuat Alferd bisa merasakan pendidikan namun bukan di bangku sekolah melainkan guru-guru privat yang dikirim ke rumah.
Dari guru privat inilah Alferd belajar fisika, kimia, hingga sastra. Pada usia 16 tahun, Alferd Nobel berhasil jadi ahli kimia dan menguasai bahasa Inggris, Rusia, Swedia, Perancis, dan Jerman.
Alferd Nobel sempat mendapat julukan "The Merchant of Death"
Pada tahun 1888, salah satu saudara Alferd yaitu Ludvig Nobel meninggal di Prancis. Kematian tersebut disebarkan melalui surat kabar, namun alih-alih menulis tentang kematian Ludvig, surat kabar Prancis tersebut dengan memberitakan kematian Alferd. Dalam surat kabar tersebut dituliskan bahwa "Pedagang Kematian sudah mati".
Lebih jauh lagi surat kabar itu menuliskan "Dr. Nobel, orang yang berhasil mendapatkan kekayaan dengan menemukan cara membunuh orang lebih cepat, sudah meninggal kemarin". Dalam surat kabar tersebut, Alferd dijuluki sebagai "Pedagang Kematian" karena ia mendapatkan keuntungan dengan menjual bahan peledak yang digunakan sebagai senjata dalam perang.
Meski begitu, Alferd Nobel berhasil menemukan dinamit
Alferd meninggalkan Rusia di usia 18 tahun untuk belajar di Prancis selama setahun, sebelum belajar selama 4 tahun pada insinyur angkatan laut Amerika, John Ericsson. Di sanalah Alferd mengenal nitrogliserin, cairan eksplosif namun sangat berbahaya.
Sepulang dari Amerika, Alferd bekerja sama dengan ayahnya untuk mengembangkan nitrogliserin agar lebih aman dan bermanfaat dari segi komersial. Pada tahun 1867, Alferd Nobel berhasil menciptakan dinamit dan mematenkan penemuannya itu di tahun yang sama.
Baca Juga: Kisah Hidup James Naismith, Penemu Permainan Bola Basket
Empat tokoh berhasil mewarnai sejarah peradaban manusia melalui temuan di bidang fisika, teknik sipil, biologi, dan pertahanan.
Namun, belakangan empat tokoh ini mengaku menyesal karena temuan mereka juga menyebabkan kerusakan dan tewasnya ratusan ribu orang.
Berikut perjalanan J. Robert Oppenheimer yang dikenal sebagai bapak bom atom, Mikhail Kalashnikov sang penemu senapan serbu AK-47, Alfred Nobel yang menemukan dinamit, dan Arthur Galston, yang hasil penelitiannya dipakai untuk membuat senjata perang Agen Oranye.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oppenheimer mengatakan "tangannya berlumuran darah" dan Kalashnikov di masa-masa akhir kehidupannya sangat menyesalkan senapan AK-47 menjadi penyebab tewasnya banyak orang.
J. Robert Oppenheimer, bapak bom atom: 'tanganku berlumuran darah'
Robert Oppenheimer, figur penting dibalik penelitian dan pengembangan bom atom. (Getty Images)
Oppenheimer (1904-1967) adalah ahli fisika teori berkebangsaan Amerika Serikat.
Saat Amerika menjalankan Proyek Manhattan -- penelitian di era Perang Dunia II untuk membuat senjata nuklir -- Oppenheimner menjabat sebagai direktur Laboratorium Los Alamos dan bertanggung jawab melakukan riset dan desain bom atom.
Dari sini ia mendapat julukan 'bapak bom atom'.
Keputusan AS mengembangkan bom atom antara lain didorong oleh surat yang dikirim fisikawan kenamaan Albert Einstein kepada Presiden AS Franklin Roosevelt, yang memperingatkan kemungkinan munculnya bencana kemanusiaan jika NAZI berhasil mengembangkan dan membuat bom atom.
Ketika Proyek Manhattan diluncurkan pada kuartal ketiga 1942, penelitian Oppenheimer tentang bom atom sudah sangat dalam.
Pada tahun-tahun sebelumnya ia sudah melakukan riset tentang neutron cepat dan melakukan kalkulasi berapa banyak meterial yang dibutuhkan untuk membuat bom dan seberapa besar efisiensinya.
Jenderal Leslie Groves, direktur Proyek Manhattan, mengakui kepiawaian Oppenheimer.
Ahli sejarah Alex Wellerstein mengungkapkan Oppenheimer terlihat dalam setiap tahapan penting pengembangan bom atom.
"Ia sendiri yang memutuskan bagaimana sebaiknya bom atom digunakan. Ia meminta agar bom atom tidak dijatuhkan di kota-kota besar. Ia juga masuk dalam komite yang memutuskan di mana saja bom-bom atom akan dijatuhkan," kata Wellerstein.
Kurang dari tiga tahun setelah Groves menunjuk Oppenheimer sebagai direktur pengembangan senjata, Amerika menjatuhkan dua bom atom di Jepang.
Jumlah korban meninggal di kedua kota ini antara 129.00 hingga 226.000 orang.
Tingginya korban akibat bom ini membuat Oppenheimer sangat menyesal.
Dua bulan setelah bom atom dijatuhkan di Jepang, Oppenheimer mundur dari jabatannya sebagai direktur Laboratorium Los Alamos.
Pada 1947 hingga 1952 ia menjabat sebagai penasihat Komisi Energi Atom Amerika Serikat, posisi yang ia manfaatkan untuk mendorong perlunya kontrol internasional untuk mencegah proliferasi senjata nuklir dan juga mendesak penghentian perlombaan senjata antara AS dan Uni Soviet.
Sebelum bom atom memporak-porandakan Hiroshima dan Nagasaki, masing-masing pada 6 dan 9 Agustus 1945 yang menewaskan puluhan ribu orang, Oppenheimer pernah berujar, yang kemudian banyak diterjemahkan sebagai penyesalan.
Pada 16 Juli 1945 tim Oppenheimer berhasil melakukan uji coba ledakan bom atomi Alamogordo, New Mexico.
Pagi itu, dari kejauhan, ia melihat efek ledakan berupa awan jamur yang membumbung tinggi ke angkasa.
Ia berujar, "Saya teringat dengan kalimat di kitab Hindu, Bhagavad-Gita ... 'Sekarang saya menjadi Kematian, sang penghancur dunia'."
Pada Oktober 1945, ia bertamu ke Presiden AS Harry S. Truman dan mengatakan karena bom nuklir di Jepang, tangannya sekarang berlumuran darah.
Sang presiden menampik kata-kata Oppenheimer. Truman mengatakan darah itu ada di tangannya dan biarlah dirinya yang bertanggung jawab.
2. Mikhail Kalashnikov, kreator senapan AK-47: 'apakah saya juga jadi penyebab kematian mereka?'
Getty ImagesMikhail Kalashnikov dan senapan serbu semiotomatis yang ia rancang AK-47.
Kalashnikov adalah perancang salah satu senapan yang paling dikenal di muka bumi, senapan semiotomatis AK-47.
Padahal awalnya, warga Rusia tersebut pada 1947 "sekadar" ingin membuat senapan yang sederhana, tahan banting dan dapat diandalkan.
Dalam perjalanannya, senapan yang diberi nama AK-47 itu menjadi senjata andalan tentara Soviet, Rusia, dan puluhan negara lain.
Juga menjadi simbol revolusi di seluruh dunia dan ikut dalam berbagai pertempuran di Angola, Vietnam, dan Afghanistan.
Tentara pemberontak juga menggunakan senjata ini, antara lain adalah kelompok FARC dan ELN di Kolombia. Pun kelompok bersenjata Palestina.
Pemimpin al Qaeda, Osama bin Laden dalam beberapa fotonya membawa senapan yang punya ciri khas kotak peluru yang melengkung tersebut.
Popularitas AK-47 tak lepas dari desainnya yang sederhana, mudah diproduksi, dan mudah dirawat.
Getty ImagesOsama bin Laden, pemimpin kelompok al Qaeda dipotret membidik sasaran dengan senapan AK-47.
Tak mengherankan jika AK-47 adalah senapan serbu yang paling banyak dipakai di dunia dan diperkirakan korban tewas akibat peluru yang disemburkan oleh senapan ini lebih banyak dari korban ledakan bom atom di Jepang.
Apa tanggapan Kalashnikov? Dalam hidupnya ia tak banyak mengeluarkan penyesalan secara terbuka. Bahkan, suatu ketika ia berujar, "Saya bisa tidur nyenyak."
Tapi menjelang kematiannya, ia mengakui merasakan "penderitaan spiritual yang sangat perih".
Dalam surat kepada Gereja Ortodoks Rusia -- seperti dibocorkan oleh media di Rusia satu bulan setelah kematiannya -- Kalashnikov mengatakan ia merasa bertanggung jawab atas kematian yang disebabkan senapan AK-47.
"Luka spiritual saya tak tertahankan. Saya terus bertanya ke diri saya sendiri. Jika senapan yang saya rancang membuat sengsara .... sebagai pemeluk Kristen Ortodoks apakah saya juga adalah penyebab kematian mereka," tulis Kalashnikov.
3. Alfred Nobel, penemu dinamit, 'dihantui oleh kematian dan kerusakan'
Getty ImagesHingga akhir hayatnya, Nobel adalah pemilik 355 paten, termasuk dinamit, yang ia patenkan pada 1867.
Publik mengenal Nobel -- yang lahir pada 21 Oktober 1833 -- sebagai figur yang aktif mempromosikan kemajuan ilmu pengetahuan dan perdamaian, yang namanya diabadikan sebagai penghargaan bergengsi tahunan, Hadiah Nobel.
Tapi penulis, ilmuwan, dan pengusaha ulung ini juga adalah penemu dinamit, yang ia patenkan pada 1867. Nobel sendiri sampai ia meninggal memiliki 355 paten.
Setahun sebelumnya, pada 1866, Nobel mengembangkan metode yang memungkinkan penggunaan bahan peledak nitrogliserin -- yang kekuatannya lebih besar dari serbuk mesiu -- secara aman.
Yang ia lakukan adalah mencampur nitrogliserin dengan kieselguhr yang membuatnya berubah menjadi semacam pasta dan bisa dibentuk seperti batangan. Selain menemukan dinamit, Nobel juga menemukan detonatornya.
Getty ImagesDi tangan Nobel, bahan peledak yang tadinya susah dikontrol bisa dipergunakan dengan aman.
Penemuan ini membuka era baru di bidang konstruksi, selain juga mendatangkan kekayaan ke sang penemu.
Namun, dinamit tidak hanya dipakai untuk kepentingan sipil. Militer juga memanfaatkan temuan ini, yang menyebabkan jatuhnya korban ratusan ribu orang.
Di surat wasiat yang ditinggalkan Nobel, ia antara lain meminta kekayaannya dimanfaatkan untuk mendirikan yayasan.
Dan berdirilah Yayasan Nobel yang merayakan pencapaian ilmu pengetahuan dan perdamaian.
Sebelum meninggal dunia di San Remo, Italia, pada 10 Desember 1896, Nobel dikatakan dihantui oleh kematian dan kerusakan yang diakibatkan oleh temuannya.
4. Arthur Galston, penemu Agen Oranye: 'sains bukan untuk hancurkan manusia'
Ilmuwan Amerika Serikat, Arthur Galston, tak pernah membayangkan temuannya menjadi senjata perang, yang dikenal dengan Agen Oranye.
Galston bereksperimen dengan asam triiodobenzoic yang bisa dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan tanaman kacang kedelai dan membuat tanaman ini tumbuh lebih cepat.
Namun diketahui pula, pemakaian yang berlebihan akan membuat daun-daun tanaman menjadi rontok.
Temuan Galston tak terbatas pada bidang pertanian saja.
Ilmuwan-ilmuwan lain menggunakan asam triiodobenzoic untuk membuat Agen Oranye, herbisida yang bisa menggunduli hutan dan tanaman.
Inilah yang dilakukan militer Amerika Serikat dalam Perang Vietnam 1955-1975.
Getty ImagesMiliter AS menjatuhkan kurang lebih 20 juta galon herbisida untuk merusak tanaman dan membonkar posisi serta rute yang dipakai oleh gerilyawan Viet Cong.
Mulai 1962 hingga 1970, tentara AS menjatuhkan kurang lebih 20 juta galon herbisida untuk merusak tanaman dan membongkar posisi serta rute yang dipakai oleh gerilyawan Viet Cong.
Agen Oranye tidak hanya merusak tanaman tapi juga berbahaya bagi kesehatan manusia.
Komponen Agen Oranye yang paling berbahaya adalah dioxin, polutan yang bisa bertahan hingga beberapa dekade dan dapat memicu kanker, cacat bagi bayi dalam kandungan, masalah infertilitas, dan serangan terhadap sistem syaraf dan sistem kekebalan.
Getty ImagesAgen Oranye tidak hanya merusak tanaman tapi juga berbahaya bagi kesehatan manusia.
Peringatan yang dikeluarkan Galston dan sejumlah saintis lain mendorong pemerintah AS melakukan kajian.
Setelah hasilnya keluar, presiden AS ketika itu, Richard Nixon, memerintahkan penghentian penyemprotan Agen Oranye.
Pemanfaatan temuannya untuk kepentingan yang merusaknya membuatnya sadar bahwa temuan ilmiah apa pun bisa dibelokkan dan berdampak negatif.
Dan baginya, Agen Oranye adalah "penyalahgunaan sains".
"Sains sejatinya dikembangkan untuk meningkatkan kehidupan manusia, bukan malah untuk menghancurkannya ... dan penggunaannya sebagai senjata militer bagi saya itu sesuatu yang sangat tidak dianjurkan," ujar Galston.
ANTARIKSA -- Alfred Nobel, lahir pada 21 Oktober 1833 di Stockholm, adalah seorang ilmuwan, penemu, dan pengusaha yang dikenal sebagai pencipta hadiah Nobel. Nobel terkenal karena penemuan dinamit, yang mengubah cara industri dan konstruksi dilakukan, namun ia juga sangat peduli dengan dampak sosial dari ciptaannya.
Setelah tragedi mengerikan yang mengakibatkan kematian saudaranya akibat ledakan, Nobel memutuskan untuk mengalokasikan kekayaannya untuk menghormati pencapaian luar biasa dalam berbagai bidang.
Dilansir dari laman Nobel Prize, pada tahun 1895, ia menuliskan wasiat yang mendirikan penghargaan Nobel. Sejak 1901, penghargaan nobel telah diberikan kepada individu-individu berprestasi dalam fisika, kimia, kedokteran, sastra, dan perdamaian.
Alfred Nobel adalah seorang penemu, pengusaha, ilmuwan, dan juga seorang penyair serta dramawan. Beragam minatnya tercermin dalam penghargaan yang ia ciptakan dan fondasi yang ia bangun pada tahun 1895, saat ia menuliskan wasiat terakhirnya, mewariskan sebagian besar kekayaannya untuk mendirikan hadiah tersebut.
Sejak 1901, Hadiah Nobel telah menghargai pria dan wanita dari seluruh dunia atas prestasi luar biasa mereka di bidang fisika, kimia, fisiologi atau kedokteran, sastra, dan upaya menuju perdamaian.
Lahir di Swedia, Alfred Nobel mengawali kariernya di pabrik senjata milik ayahnya. Dengan rasa ingin tahu yang tinggi, ia melakukan eksperimen di bidang kimia dan bahan peledak. Namun, tragedi melanda ketika sebuah ledakan mematikan merenggut nyawa adiknya yang lebih muda pada tahun 1864.
Tersentuh oleh peristiwa tersebut, Nobel bertekad menciptakan bahan peledak yang lebih aman: dinamit. Dengan kekayaannya yang melimpah, Nobel mendirikan Hadiah Nobel yang kini dikenal sebagai penghargaan bagi pencapaian terbesar di seluruh dunia.
Masa Kecil yang Penuh Tantangan
Alfred Bernhard Nobel lahir pada 21 Oktober 1833 di Stockholm, Swedia, sebagai anak keempat dari delapan bersaudara Immanuel dan Caroline Nobel. Di masa kecilnya, ia sering sakit, tetapi selalu memiliki semangat hidup dan rasa ingin tahu yang besar tentang dunia.
Meskipun merupakan seorang insinyur ulung dan penemu yang siap, ayah Nobel kesulitan mengelola bisnis yang menguntungkan di Swedia. Ketika Nobel berusia 4 tahun, ayahnya pindah ke St. Petersburg, Rusia, untuk bekerja di bidang pembuatan bahan peledak, dan keluarganya mengikutinya pada tahun 1842.
Dengan penghasilan baru orangtuanya, Nobel mendapatkan pendidikan dari guru privat di Rusia, dan dengan cepat menguasai kimia serta fasih berbahasa Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan bahasa ibunya, Swedia.
Tragedi Keluarga dan Penemuan Dinamit
Nobel meninggalkan Rusia pada usia 18 tahun. Setelah menghabiskan setahun di Paris untuk belajar kimia, ia pindah ke Amerika Serikat.
Lima tahun kemudian, ia kembali ke Rusia dan mulai bekerja di pabrik ayahnya untuk membuat peralatan militer selama Perang Krimea. Namun, perusahaan tersebut bangkrut setelah perang berakhir pada tahun 1859.
Keluarga Nobel kembali ke Swedia, dan Nobel segera mulai bereksperimen dengan bahan peledak. Pada tahun 1864, ketika berusia 29 tahun, sebuah ledakan besar di pabrik keluarganya di Swedia menewaskan lima orang, termasuk adik laki-lakinya, Emil.
Tragedi ini sangat memengaruhi Nobel, mendorongnya untuk mengembangkan bahan peledak yang lebih aman. Pada tahun 1867, ia mematenkan campuran nitrogliserin dan bahan penyerap yang ia beri nama "dinamit."
Pada tahun 1888, adik Nobel, Ludvig, meninggal di Prancis. Sebuah surat kabar Prancis secara keliru menerbitkan obituari Nobel alih-alih Ludvig, dan mengutuk Nobel atas penemuan dinamitnya.
Tersentuh oleh kejadian ini dan kecewa dengan bagaimana ia mungkin dikenang, Nobel memutuskan untuk menyisihkan sebagian besar harta bendanya untuk mendirikan Hadiah Nobel, guna menghargai individu-individu yang berprestasi luar biasa di bidang fisika, kimia, kedokteran, sastra, dan yang berkontribusi terhadap perdamaian.
Bank sentral Swedia, Sveriges Riksbank, mendirikan Hadiah Nobel di bidang Ekonomi pada tahun 1968 untuk menghormati Nobel.
Alfred Nobel meninggal dunia akibat stroke pada 10 Desember 1896 di San Remo, Italia. Setelah membayar pajak dan memberikan warisan kepada individu-individu, Nobel meninggalkan 31.225.000 krona Swedia (setara dengan 250 juta dolar AS pada tahun 2008) untuk mendanai Hadiah Nobel.
Alfred Nobel mungkin nama yang asing, tapi kamu pasti sudah tidak asing dengan penghargaan Nobel atau yang disebut dengan Nobel Prize. Pertanyaannya, Nobel Prize itu sebenarnya apa sih?
Nobel Prize adalah ajang penghargaan bergengsi yang dilakukan sejak tahun 1901. For your information, tidak semua orang bisa berhak menerima Nobel Prize, karena penghargaan ini hanya diberikan kepada mereka yang berkontribusi pada kehidupan orang banyak.
Ajang ini digagas oleh Alferd Nobel, yang juga menjadi penemu bahan peledak dinamit!
Nobel Prize merupakan permintaan terakhirnya sebelum meninggal
Alferd sebenarnya tidak pernah bermaksud menyakiti orang lain melalui penemuannya. Meski begitu setelah membaca berita mengerikan tentang kematiannya sendiri, membuat Alferd sadar bahwa tidak semua orang menyukai penemuannya.
Lebih dari itu, Alferd khawatir orang akan mengenangnya sebagai penjahat yang telah membunuh banyak orang melalui bahan peledak. Alferd sendiri meninggal pada 10 desember 1896 di Italia.
Namun satu bulan sebelum kematiannya, Alferd menandatangani sebuah wasiat terakhir di mana dia menginginkan 94% dari kekayaannya diberikan kepada mereka yang berhasil melakukan pencapaian luar biasa dan bermanfaat bagi banyak orang dalam bidang fisika, kimia, sastra, kedokteran, dan juga perdamaian yang kemudian dikenal sebagai Nobel Prize.
Baca Juga: 6 Fakta Kehidupan Christopher Columbus, Sang Penemu Dunia Baru
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Hadiah Nobel merupakan penghargaan yang paling bergengsi dalam enam bidang, yakni Fisika, Kimia, Fisiologi atau Kedokteran, Sastra, dan Perdamaian.
Pembiayaannya berasal dari kekayaan Alfred Nobel, seorang penemu dinamit asal Swedia. Ia terus mendapatkan hak paten atas pembuatan bahan peledak temuannya itu.
Mengutip dari laman resmi Nobel Prize, Alfred Bernhard Nobel lahir di Stockholm pada 21 Oktober 1833.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada usia 17, Nobel sudah fasih berbahasa Swedia, Rusia, Prancis, Inggris, dan Jerman. Ia juga diceritakan memiliki minat dalam bidang sastra, kimia, dan fisika.
Dahulu, Nobel pernah melakukan perjalanan ke Paris. Di sana, ia bertemu dengan ahli kimia muda Italia Ascanio Sobrero.
Ascanio sendiri adalah penemu menemukan cairan nitrogliserin yang memiliki sifat mudah meledak. Akibat pertemuan ini, Nobel mulai tertarik dengan nitrogliserin.
Dari ketertarikannya ini, Nobel bersama ayahnya, Immanuel Nobel, mulai bereksperimen dalam mengembangkan nitrogliserin sebagai bahan peledak yang berguna secara komersial dan teknis.
Immanuel Nobel, ayah Alfred Nobel, adalah seorang insinyur yang membangun jembatan dan bangunan di Stockholm. Akibat pekerjaannya ini, Immanuel Nobel kerap bereksperimen dengan peledakan batuan.
Pada 1837, Immanuel Nobel bersama keluarganya pergi meninggalkan Stockholm untuk memulai hidup baru mereka di Rusia. Ia sukses membuka usaha di St. Petersburg, Rusia. Ia memulai bengkel mekanik yang menyediakan peralatan bagi tentara Rusia.
Immanuel Nobel dikenal dengan temuannya terkait ranjau laut. Ranjau laut rancangannya terdiri dari tong kayu terendam yang diisi bubuk mesiu. Selain ranjau laut, ia menjadi pelopor pembuatan senjata dan perancangan mesin uap.
Pada 1983, Nobel kembali ke Swedia untuk mengembangkan nitrogliserin sebagai bahan peledak. Akibat pengembangan ini, saudara Nobel, Emil, dan beberapa orang lainnya tewas. Kecelakaan ini membuat pihak berwenang kala itu melarang penelitian nitrogliserin di Stockholm.
Larangan itu membuat Nobel harus memindahkan eksperimennya ke Danau Mälaren. Pada 1984, Nobel memulai produksi massal nitrogliserin.
Ia juga membuat nitrogliserin menjadi lebih aman digunakan, dengan mengubah cairan itu menjadi pasta yang bisa dibentuk menjadi batangan.
Pada 1867 ia mematenkan pasta bom yang dipadatkan tadi dengan nama dinamit. Kala itu, pasar dinamit tumbuh pesat. Bahkan, Nobel pernah mengekspor bahan peledak nitrogliserin-nya ke wilayah Eropa, Amerika dan Australia.
Siapa penerima pertama penghargaan Nobel? Baca di halaman berikutnya...
Alfred Nobel meninggal di San Remo, Italia, pada 10 Desember 1896. Dalam wasiatnya, dikatakan bahwa ia ingin kekayaannya digunakan untuk hadiah dalam bidang Fisika, Kimia, Fisiologi atau Kedokteran, Sastra dan Perdamaian.
Nobel menandatangani wasiatnya pada 27 November 1895, di Paris.
"Dan satu bagian untuk orang yang akan melakukan pekerjaan paling banyak atau terbaik untuk persaudaraan antar bangsa, dan penghapusan atau pengurangan tentara tetap, dan pembentukan dan penyebaran kongres perdamaian," ucap Nobel dalam wasiatnya.
Pelaksana wasiat Nobel adalah dua insinyur muda, Ragnar Sohlman dan Rudolf Lilljequist. Mereka mulai membentuk Yayasan Nobel sebagai sebuah organisasi untuk mengurus aset keuangan yang ditinggalkan Nobel.
Hadiah Nobel pertama diberikan pada 1901, lima tahun setelah Nobel meninggal. Penerima hadiah nobel perdamaian pertama adalah Frédéric Passy dari Prancis dan Jean Henry Dunant dari Swiss.
Dunant mendapatkan Nobel Perdamaian "atas upaya kemanusiaannya dalam membantu tentara yang terluka dan menciptakan pemahaman internasional."
Sementara Passy mendapatkan Nobel Perdamaian "untuk pekerjaan seumur hidupnya dalam konferensi perdamaian internasional, diplomasi dan arbitrase."
Alfred Nobel adalah seorang kimiawan, insinyur, dan pebisnis asal Swedia yang lahir pada tahun 1833. Ia dikenal sebagai penemu dinamit, sebuah bahan peledak yang revolusioner dalam industri dan pembangunan. Nobel juga mendirikan Penghargaan Nobel, salah satu penghargaan paling bergengsi di dunia.
Alfred Nobel lahir dari keluarga ilmuwan
Alferd Nobel lahir di Stockholm, Swedia pada tanggal 21 oktober 1833. Ayahnya, Immanuel Nobel adalah seorang ilmuwan dan penemu dari mesin bubut putar yang digunakan pada kayu lapis modern. Selain menemukan mesin bubut, Immanuel juga sering melakukan eksperimen cara meledakkan batu. Dari ayahnya lah, Alferd banyak belajar tentang bahan peledak.
Alfred Nobel juga memegang 355 hak paten
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Selain dinamit, Alferd Nobel juga menemukan gelignite pada tahun 1875, sebuah peledak yang lebih kuat dari dinamit. Penemuannya ini kemudian banyak digunakan oleh perusahaan pertambangan yang membuat Alferd Nobel berhasil memiliki banyak uang. Selain gelignite, Alferd Nobel juga merupakan pemegang 355 hak paten atas penemuannya. Dia juga memiliki 90 pabrik senjata di Eropa.
Masa Muda dan Pendidikan
Nobel lahir di Stockholm, Swedia, dari pasangan Immanuel Nobel, seorang insinyur dan penemu, dan Andriette Ahlsell Nobel. Ia memiliki dua kakak laki-laki, Ludvig dan Robert.
Nobel menunjukkan ketertarikan yang kuat terhadap sains sejak usia dini. Ia belajar kimia dan teknik di Universitas Teknologi Stockholm. Setelah lulus, ia bekerja dengan ayahnya di perusahaan pembuatan senjata di St. Petersburg, Rusia.
Pada tahun 1867, Nobel menemukan dinamit, sebuah bahan peledak yang lebih kuat dan aman daripada bahan peledak sebelumnya. Dinamit terbuat dari nitrogliserin yang distabilkan dengan tanah diatomik.
Dinamit segera menjadi populer di seluruh dunia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk pembangunan, pertambangan, dan militer. Dinamit membantu mempercepat pembangunan infrastruktur dan membuka lahan baru untuk pertanian. Namun, dinamit juga digunakan dalam perang dan menyebabkan banyak kematian.
Pada tahun 1895, Nobel menulis surat wasiat yang mewariskan hartanya untuk mendirikan Penghargaan Nobel. Penghargaan ini diberikan setiap tahun kepada orang-orang yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam bidang fisika, kimia, fisiologi atau kedokteran, sastra, dan perdamaian.
Penghargaan Nobel pertama kali diberikan pada tahun 1901. Sejak itu, penghargaan ini telah diberikan kepada lebih dari 900 orang dari seluruh dunia. Penghargaan Nobel telah menjadi simbol pencapaian tertinggi dalam berbagai bidang dan telah menginspirasi orang-orang di seluruh dunia untuk mengejar keunggulan.
Alfred Nobel adalah seorang pria yang kompleks dan berbakat. Ia adalah penemu yang inovatif dan pengusaha yang sukses. Namun, ia juga adalah seorang yang sensitif dan memiliki keprihatinan yang besar terhadap perdamaian dunia.
Penciptaan Penghargaan Nobel adalah salah satu warisan terbesar Nobel. Penghargaan ini telah menjadi simbol pencapaian tertinggi dalam berbagai bidang dan telah menginspirasi orang-orang di seluruh dunia untuk mengejar keunggulan.
Dinamit: Sebuah Penemuan Revolusioner
Dinamit adalah bahan peledak yang terbuat dari nitrogliserin yang distabilkan dengan tanah diatomik. Nitrogliserin adalah bahan peledak yang sangat kuat, tetapi juga sangat tidak stabil. Tanah diatomik membantu menstabilkan nitrogliserin, sehingga membuatnya lebih aman untuk digunakan.
Dinamit memiliki beberapa keunggulan dibandingkan bahan peledak sebelumnya. Dinamit lebih kuat dan lebih aman, sehingga dapat digunakan dalam berbagai aplikasi yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan. Dinamit juga lebih mudah digunakan, sehingga dapat digunakan oleh orang-orang yang tidak memiliki keterampilan khusus.
Dinamit segera menjadi populer di seluruh dunia. Dinamit digunakan dalam pembangunan infrastruktur, pertambangan, dan militer. Dinamit membantu mempercepat pembangunan infrastruktur dan membuka lahan baru untuk pertanian. Namun, dinamit juga digunakan dalam perang dan menyebabkan banyak kematian.
Penghargaan Nobel: Sebuah Penghargaan Bergengsi
Penghargaan Nobel adalah penghargaan yang diberikan setiap tahun kepada orang-orang yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam bidang fisika, kimia, fisiologi atau kedokteran, sastra, dan perdamaian. Penghargaan ini diberikan oleh Yayasan Nobel, sebuah organisasi nirlaba yang didirikan oleh Alfred Nobel.
Penghargaan Nobel adalah salah satu penghargaan paling bergengsi di dunia. Penghargaan ini telah diberikan kepada lebih dari 900 orang dari seluruh dunia. Penghargaan Nobel telah menjadi simbol pencapaian tertinggi dalam berbagai bidang dan telah menginspirasi orang-orang di seluruh dunia untuk mengejar keunggulan.
Alfred Nobel adalah seorang tokoh yang berpengaruh dalam sejarah dunia. Ia adalah penemu dinamit yang revolusioner dan pendiri Penghargaan Nobel yang bergengsi. Warisan Nobel akan terus hidup selama bertahun-tahun yang akan datang.
TEMPO.CO, Jakarta - Hadiah Nobel sudah memasuki tahun ke-122 sejak pertama kali digelar pada 1901 di Stockholm, Swedia. Hadiah Nobel diambil dari nama penggagasnya, yaitu Alfred Nobel. Seluruh hadiah Nobel berasal dari harta kekayaan Alfred Nobel. Harta kekayaan Alfred Nobel didapat seluruhnya dari usahanya menjual dinamit. Dia merupakan penemu dinamit.
Dilansir dari thoughtco.com, Alfred Nobel lahir pada 21 Oktober 1833 di Stockholm, Swedia. Ia mempunyai ayah seorang arsitek. Selain sebagai arsitek, ayah Alfred juga membuka toko senapan di Saint Petersburg, Rusia. Toko senapan itu berkembang pusat dan bekerja sama dengan pemerintah Rusia untuk merakit senjata sebagai alat pertahanan perang. Latar belakang ayahnya turut mempengaruhi Alfred.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kesuksesan ayahnya membuat Alfred dilatih untuk menjadi kimiawan. Uniknya, ia tidak mendapatkan pendidikan formal. Ia dan saudaranya mendapatkan pendidikan privat di rumah. Orang tua Alfred sengaja untuk menyekolahkan anak-anaknya di dalam rumah di bawah didikan guru-guru yang kompeten di bidangnya.
Selain itu, ia juga belajar sastra-sastra dari negara Eropa. Berkat itu pula, ia mahir dalam berbahasa Inggris, Jerman, dan Perancis. Singkat cerita, pada tahun 1862, ia bereksperimen menggunakan nitroglycerine untuk membuat alat ledak.
Setelah berhasil membuat ledakkan pertamanya pada 1862, Alfred kemudian membangun pabrik kecil di Helenborg, Swedia untuk memproduksi nitrogliserin. Sayangnya, nitrogliserin sangat sulit dikendalikan. Pada 1862, pabriknya meledak dan membunuh beberapa orang.
Kejadian tersebut tidak menyurutkan semangat Alfred. Dalam beberapa bulan setelahnya, ia membangun pabrik nitrogliserin lagi. Pada 1867, Alfred menemukan bahan yang lebih aman untuk dikendalikan dan tergolong baru dalam bidang persenjataan, yaitu dinamit. Setelah itu, ia dikenal sebagai penemu dinamit yang digunakan saat perang.
Sebelum meninggal Alfred pada 10 Desember 1896, ia menulis satu wasiat. Wasiat tersebut tertanggal 27 November 1895. Wasiat tersebut tertuliskan bahwa Alfred akan meninggalkan 94 persen kekayaannya untuk diberikan kepada orang yang berkontribusi besar dalam bidang fisika, kimia, fisiologi, sastra, dan perdamaian. Saat itu, dalam wasiat Alfred ia sudah memikirkan konsep hadiah Nobel.
Mengutip britannica.com, Hadiah Nobel pertama baru dilaksanakan pada 10 Desember 1901. Tanggal tersebut dipilih untuk sekaligus memperingati hari kematian Alfred Nobel yang ke-5. Pada gelaran pertama tersebut, Hadiah Nobel memberi penghargaan dalam lima bidang.
Hadiah Nobel Kimia dimenangkan oleh Jacobus Henricus van ‘t Hoff dari Belanda. Untuk kategori Hadiah Nobel Sastra, dimenangkan oleh Sully Prudhomme dari Perancis; Hadiah Nobel Perdamaian dimenangkan Henri Dunant asal Swiss; Hadiah Nobel Fisika diberikan kepada Wilhelm Conrad Rontgen dari Jerman yang menemukan teknologi X-rays; Terakhir, Hadiah Nobel Fisiologi dimenangkan oleh Emil von Behring dari Jerman.
Kelima bidang tersebut konsisten dalam Hadiah Nobel. Namun, pada tahun 1969, bidang penghargaan Hadiah Nobel menjadi enam. Bidang keenam itu adalah ilmu ekonomi. Penambahan bidang Hadiah Nobel adalah inisiasi dari Bank Central Swedia yang mengasosiasikan The Sveriges Riksbank Prize ke dalam Hadiah Nobel.
Hadiah Nobel juga tidak lepas dari kritik dan kontroversi sepanjang sejarahnya. Dikutip dari editorialge.com, Hadiah Nobel dikritik terutama dalam kategori perdamaian. Para pengkritik menyebutkan bahwa keputusan seringkali tidak sesuai dengan opini publik. Selain itu, pengkritik juga mengkritik Hadiah Nobel Perdamaian yang seringnya dipengaruhi oleh beberapa faktor nonteknis di luar komite Hadiah Nobel.
Penemu dinamit, Alfred Bernhard Nobel, menyesal alat tersebut disalahgunakan untuk membunuh manusia (Foto: Nobel Prize)
MAKSUD hati menciptakan dinamit untuk kebaikan, apa daya ternyata alat tersebut disalahgunakan. Alfred Nobel menemukan bahan peledak di tengah masa keemasan penambangan permata pada 1867. Penemuan itu mampu mereduksi biaya penggalian terowongan dan kerja konstruksi lainnya.
Dilansir dari Nobel Prize, pasar untuk dinamit dan detonator bernama blasting cap itu berkembang pesat. Pria berdarah Swedia itu juga mampu membuktikan bahwa dirinya bisa menjadi seorang pengusaha dan pebisnis jempolan.
Alfred Bernhard Nobel lahir di Stockholm, Swedia, pada 1833. Empat tahun kemudian keluarganya bermigrasi ke Rusia. Ayahnya, Immanuel Nobel, berhasil mengelola sebuah pabrik di Saint Petersburg yang memproduksi bahan peledak dan perlengkapan militer lainnya.
Alfred Nobel mendapat pendidikan yang baik di Rusia, Prancis, dan Amerika Serikat (AS) sehingga mampu menjadi seorang ahli kimia yang brilian. Ketika bisnis ayahnya merosot usai berakhirnya Perang Krimea, Alfred kembali ke Swedia dan membangun laboratorium uji coba bahan peledak.
Pada 1863, Alfred Nobel mampu menciptakan cara mengontrol ledakan nitrogliserin atau cairan menguap yang enggan digunakan karena terlalu berbahaya. Dua tahun kemudian, ia menemukan blasting cap, detonator yang digunakan untuk meledakkan bahan peledak tingkat dua seperti TNT, dinamit, atau bom plastik.
Sebelum penemuan tersebut, bahan peledak yang lazim digunakan adalah bubuk mesiu. Meski demikian, nitrogliserin tetap berbahaya. Pada 1864, pabrik penghasil nitrogliserin milik Alfred meledak dan menewaskan adiknya serta beberapa orang.
Duka tersebut membuat Alfred harus memutar akal demi menemukan bahan peledak yang lebih aman. Pada 1867, ia menemukan kombinasi antara nitrogliserin dengan zat berpori bernama kieselguhr yang mampu menghasilkan campuran yang sangat eksplosif yang jauh lebih aman untuk digunakan.
Dinukil dari History, Selasa (12/12/2017), Alfred Nobel menamakan penemuannya itu dinamit yang berasal dari kata dinamis dalam bahasa Yunani yang berarti kekuatan. Setelah berhasil mendapatkan hak paten, Nobel meraih kekayaan karena penemuannya itu laku keras untuk tujuan konstruksi dan persenjataan perang.
Nobel tidak berhenti berinovasi dan bahkan mampu menciptakan bentuk yang lebih dahsyat dari dinamit, gelastin meledak, pada 1875 dan ballistite, bubuk nitrogliserin tanpa asap, pada 1877. Dalam waktu hampir bersamaan, salah satu saudaranya meninggal di Prancis dan media sempat salah mengira Alfred lah yang tutup usia.
Perkembangan dunia membuat Alfred Nobel mulai meragukan efek dari ciptaannya. Sebelum meninggal, ia sempat menuliskan surat wasiat untuk membagikan kekayaannya setiap tahun dalam bentuk hadiah kepada mereka yang berjasa besar pada tahun sebelumnya terhadap umat manusia.
Meski Alfred Nobel tidak pernah secara terbuka mengungkapkan alasan tersebut, banyak yang meyakini keputusan itu dilatarbelakangi oleh penyesalannya terhadap peningkatan penggunaan bahan peledak temuannya untuk kepentingan perang yang membunuh lebih banyak manusia.
Alfred Nobel akhirnya meninggal dunia di San Remo, Italia, pada 10 Desember 1896. Butuh waktu lima tahun agar surat wasiat tersebut benar-benar terwujud. Hadiah Nobel pertama dibagikan kepada mereka yang berjasa di bidang fisika, kimia, kedokteran, sastra, dan perdamaian, pada 10 Desember 1901. Tradisi itu terus dilanjutkan hingga hari ini.