Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ini adalah daftar grup musik Indonesia.

Templat:Daftar Bagi yang menambahkan daftar di bawah ini setelah 26 Januari 2009, harap menambahkan bulan/tahun pembentukan grup musik tersebut, jika tidak maka akan direvert. Templat:CompactTOC2

ms:Daftar kumpulan muzik Indonesia

Oasis adalah band rock asal Inggris yang dibentuk di Manchester pada tahun 1991. Pada awalnya menggunakan nama the Rain, grup ini dibentuk oleh Liam Gallagher (vokal), Paul Arthurs (gitar), Paul McGuigan (bass), dan Tony McCarroll (drum dan perkusi), hingga kemudian ikut bergabung pula kakak Liam, Noel Gallagher (gitar dan vokal). Setelah mengganti nama menjadi Oasis, para anggotanya menandatangani kontrak dengan label rekaman indie Creation Records dan setelah itu merilis album perdana mereka Definitely Maybe pada tahun 1994. Tahun berikutnya, Oasis merilis (What's the Story) Morning Glory? bersama drummer baru Alan White di tengah persaingan dengan band britpop lain, Blur. Gallagher bersaudara juga secara berkala menjadi topik dalam tabloid dan berita atas gaya hidup liar dan perselisihan mereka. Pada tahun 1997, Oasis merilis album ketiga mereka, Be Here Now. Walaupun album memiliki angka penjualan tercepat dalam sejarah Inggris, popularitas album ketiga mereka menurun dengan sangat cepat. Oasis kemudian kehilangan anggota Paul McGuigan dan Paul Arthurs ketika mereka dalam proses rekaman dan akan merilis Standing on the Shoulder of Giants pada tahun 2000. Dua posisi kosong tersebut kemudian digantikan oleh Gem Archer dan Andy Bell. Oasis berhasil menemukan kesuksesan dan popularitas kembali melalui album Don't Believe the Truth pada tahun 2005.[1] Pada Agustus 2009, Noel Gallagher mengumumkan pengunduran dirinya dari Oasis pasca perkelahian belakang panggung dengan Liam.[2][3][4] Anggota tersisa dari Oasis, dipimpin oleh Liam Gallagher, memutuskan untuk melanjutkan pekerjaan mereka bersama di bawah nama Beady Eye,[5] sementara Noel membentuk proyek solo Noel Gallagher's High Flying Birds.

Oasis, dengan tujuh singel dan tujuh album yang pernah memuncaki posisi satu di tangga musik Inggris, pernah memenangkan lima belas NME Awards, sembilan Q Awards, empat MTV Europe Music Awards dan enam Brit Awards, termasuk salah satunya pada tahun 2007 untuk kontribusi luar biasa terhadap musik dan satu untuk album terbaik dalam 30 tahun terakhir berdasarkan polling pendengar BBC Radio 2. Oasis juga pernah dinominasikan untuk tiga buah Grammy Award. Terhitung per tahun 2009, Oasis telah menjual sekitar 70 juta copy rekaman mereka di seluruh dunia.[6] Juga Oasis didaftar dalam Guinness Book of World Records pada tahun 2010 untuk “Longest Top 10 UK Chart Run By A Group” setelah berhasil memposisikan 22 single hits di top-10 chart musik Inggris.[7] Oasis juga memegang rekor dunia Guinness sebagai entitas musik tersukses antara tahun 1995 hingga 2005, menduduki selama 765 minggu di chart musik Top 75.[8][9]

Oasis bermula sebagai evolusi dari band The Rain yang beranggotakan Paul McGuigan (bass), Paul Arthurs (gitar), Tony McCarroll (drum), dan Chris Hutton (vokal). Mengalami ketidakcocokan dengan Hutton, Arthurs mengajak kenalan Liam Gallagher sebagai pengganti. Liam kemudian menyarankan mengubah nama band mereka menjadi Oasis. Nama ini terispirasi dari sebuah poster Inspiral Carpets yang ada di dinding kamar Gallagher bersaudara. Salah satu venue yang tertera di poster tersebut adalah Oasis Leisure Centre di daerah Swindon, Wiltshire.[10]

Oasis tampil untuk pertama kalinya pada 18 Agustus 1991 di klub Boardwalk, Manchester. Kakak Liam, Noel Gallagher, yang saat itu menjadi roadie Inspiral Carpets, pergi menyaksikan band adiknya bermain. Meskipun Noel dan teman-temannya tidak menganggap Oasis bermain cukup spektakuler malam itu, dia mulai mempertimbangkan kemungkinan menggunakan band adiknya sebagai jalan untuk lagu-lagu yang telah ia tulis selama beberapa tahun. Noel mendatangi Oasis meminta bergabung dengan syarat dia akan menjadi penulis tunggal dan pemimpin band, serta bahwa mereka akan merintis sukses komersial secara sungguh-sungguh. Arthur mengenang, “Dia memiliki segudang ide. Ketika dia baru masuk, kami hanyalah band yang membuat kegaduhan dengan empat macam suara. Tiba-tiba saja, banyak sekali ide baru.”[11] Oasis bersama Noel Gallagher menggarap konsep musikal yang bersandar pada kesederhanaan, dengan Arthurs dan McGuigan dilarang untuk memainkan not dan chord dasar, McCarroll memainkan ritmik dasar, dan pengeras suara mereka dirancang untuk menghasilkan distorsi. Oasis menciptakan sebuah suara “samasekali tanpa kecekatan dan kerumitan, yang justru menghasilkan suara yang "tak terhentikan".”[12]

Setelah lebih dari setahun tampil di berbagai tempat dan sebuah rekaman demo (dikenal sebagai kaset Live Demonstration), kesempatan besar Oasis datang pada bulan Mai 1993 ketika mereka menarik perhatian wakil pemilik Creation Records, Alan McGee. Oasis diundang untuk tampil di klub King Tut's Wah Wah Hut, Glasgow, Skotlandia. Oasis, bersama sekelompok teman, berhasil mengumpulkan uang untuk menyewa van demi perjalanan ke Glasgow. Ketika mereka tiba, mereka ditolak untuk masuk karena tidak terdaftar dalam daftar set malam itu, yang dilaporkan membuat mereka kemudian memaksa masuk (walaupun juga Oasis dan McGee telah memberikan pernyataan berlawanan yang mengenai bagaimana akhirnya Oasis diterima masuk malam itu).[13] Oasis diberikan slot kosong untuk tampil dan berhasil membuat McGee terkesan. Empat hari berikutnya, McGee mengontrak Oasis ke Creation Records.[14] Dikarenakan masalah pengamanan kontrak Amerika, Oasis akhirnya menandatangani kontrak global bersama Sony.[15]

Mengikuti rilis terbatas demo lagu mereka "Columbia", singel resmi pertama Oasis, "Supersonic", dirilis pada bulan April 1994, mencapai posisi 31 di chart musik Inggris.[16] Setelah itu, Oasis merilis lagu "Shakermaker". Lagu ini kemudian menjadi subyek gugatan plagiarisme, dengan Oasis membayar $500.000. Singel ketiga mereka, "Live Forever", menjadi yang pertama memasuki top-10 chart musik Inggris. Setelah sesi rekaman dan mixing yang sempat bermasalah, album perdana Oasis, Definitely Maybe, dirilis pada September 1994, memasuki cahrt pada posisi pertama, dan pada saat itu menjadi album perdana dengan angka penjualan tercepat di Inggris.[17]

Menjadi bagian terbaik sepanjang tahun dengan rekaman dan penampilan live secara konstan, ditambah dengan gaya hidup hedonistik, mulai memberikan dampak terhadap band. Kebiasaan tersebut memuncak saat sebuah penampilan di Los Angeles pada bulan September 1994 dimana Liam dibawah pengaruh metamfetamin, menyebabkan sebuah penampilan yang tidak layak dimana dia membuat pernyataan menghina terhadap penonton Amerika dan kemudian melukai Noel dengan tamburin.[18] Insiden tersebut membuat Noel marah hingga membuatnya meninggalkan band segera setelah tampil dan terbang ke San Francisco (dari kejadian inilah lagu "Talk Tonight" ditulis). Noel dilacak oleh Tim Abbot dari Creation Records dan mereka berkunjung ke Las Vegas. Disana, Gallagher dibujuk untuk melanjutkan Oasis. Noel kemudian berdamai dengan Liam dan melanjutkan tour di Minneapolis.[19] Oasis melanjutkan singel keempat album Definitely Maybe, "Cigarettes & Alcohol", dengan singel Natal "Whatever", yang memasuki chart Inggris pada posisi tiga.[20]

Oasis mendapatkan singel nomor-satu pertama mereka pada April 1995 dengan lagu "Some Might Say". Pada saat yang sama, drummer Tony McCarroll dikeluakan dari Oasis. Terkait keluarnya McCarroll, dirinya mengatakan bahwa dia “secara tidak hormat dikeluarkan dari band” atas alasan “bentrokan kepribadian” dengan Gallagher bersaudara. Gallagher, di lain pihak, meragukan kemampuan musikal McCarroll, dengan Noel mengatakan, “Aku menyukai Tony sebagai seorang geezer tapi dia tidak akan mampu memainkan drum untuk lagu baru.”[21][22] McCarroll digantikan oleh Alan White, mantan anggota Starclub dan adik dari perkusionis Steve White, yang diterima atas rekomendasi Paul Weller kepada Noel. Pada bulan Mei 1995, Oasis mulai merekam materi baru untuk album kedua mereka di Rockfield Studios.[23] Saat itu, Oasis telah merekam salah satu konser mereka yang kemudian dirilis sebagai Live by the Sea.

Pada masa ini, pers Inggris mengejar berita seputar persaingan antara dua band Britpop, Oasis dan Blur. Awalnya, Oasis tidak mengasosiasikan diri mereka dengan pergerakan Britpop dan tidak diundang pada acara BBC "Britpop Now" yang diperkenalkan oleh penyanyi Blur, Damon Albarn. Pada 14 Agustus 1995, Blur dan Oasis merilis singel baru pada hari yang sama, menyebabkan "The Battle of Britpop" yang mendominasi berita nasional. "Country House" karya Blur terjual lebih baik dari "Roll with It" karya Oasis dengan perbandingan 274.000 copy dan 216.000 copy dalam minggu pertama.[24] Manajemen Oasis merilis beberapa alasan terkait "kekalahan" mereka, mengklaim "Country House" terjual lebih banyak karena lebih murah (£1,99 vs £3,99) dan karena terdapat dua versi berbeda dari "Country House" dengan lagu bonus berbeda yang mendorong penggemar setia membeli dua copy.[25] Penejelasan lain yang diungkapkan Creation Reocords adalah behawa adanya masalah terkait barcode pada kemasan "Roll with It", yang tidak mencatat keseluruhan penjualan aktual.[26] Noel Gallagher menyatakan dalam The Observer bahwa dia berharap Damon Albarn dan Alex James “mendapatkan AIDS dan mati”, yang menyebabkan media menjadi riuh.[27] Noel kemudian meminta maaf dalam surat tertulis kepada berbagai media.[28]

Bassist Paul McGuigan sempat meninggalkan Oasis pada September 1995, menggunakan alasan kelelahan. Dia digantikan oleh Scott McLeod, mentan anggota The Ya Ya's, yang sempat ikut dalam video "Wonderwall" sebelum meninggalkan Oasis secara tiba-tiba di tengah tour. Untuk menyelesaikan tour, McGuigan berhasil diyakinkan untuk kembali ke Oasis.

Walaupun suara yang lebih lembut menuai penilaian beragam, album kedua Oasis, (What's the Story) Morning Glory? mendapat sukses komersial, menjadi album berpenjualan-terbaik keempat dalam sejarah UK Albums Chart dengan lebih dari empat juta copy terjual.[29] Album tersebut membuahkan dua singel hit lain "Wonderwall" dan "Don't Look Back in Anger". Oasis tampil dalam konser tunggal terbuka pertama mereka di Maine Road, Manchester pada 27 dan 28 April 1996. Malam kedua konser tersbut terdapat dalam video ...There and Then yang juga dirilis pada akhir 1996. Seiring karier mereka yang mencapai puncaknya, Oasis menampilkan konser back-to-back di Knebworth pada 10 dan 11 Agustus. Tiket kedua pertunjukan tersbut terjual habis dalam hitungan menit. Jumlah penonton sebanyak 250.000 orang dalam dua malam dengan 2,5 juta orang mengantri untuk tiket tersebut,[30] pada saat itu menjadi rekor terbaru untuk konser terbuka di Inggris, dan hingga hari ini menjadi permintaan terbesar dalam satu pertunjukan dalam sejarah Inggris.[31]

Masa-masa berikutnya menjadi sedikit sulit bagi Oasis. Oasis diundang untuk sebuah episode dalam MTV Unplugged di Royal Festival Hall tetapi Liam tidak tampil dengan alasan sakit tenggorokan. Dia menonton penampilan rekannya dari balkon dengan rokok dan bir dingin, menggoda Noel yang bernyanyi. Empat hari kemudian Oasis pergi untuk tour Amerika tetapi Liam menolak untuk pergi. Oasis memutuskan melanjutkan tour dengan Noel pada vokal[32] hingga Liam bergabung kembali kedalam tour pada 30 Agustus. Pada 4 September 1996, Oasis menampilkan "Champagne Supernova" dalam MTV Video Music Awards 1996 di Radio City Music Hall, New York City.[33] Liam menganggu Noel saat solo gitarnya, lalu menyemburkan bir ke sebagian arena panggung sebelum keluar dengan kasar.[33] Seminggu kemudian Noel terbang pulang tanpa rekan-rekannya, yang kemudian menyusul dalam penerbangan lain.[34] Hal ini membuat media berspekulasi bahwa Oasis mengalami keretakan hebat. Gallagher segera berdamai dan memutuskan menyelesaikan tour mereka.[35]

Oasis menghabiskan akhir 1996 dan awal 1997 di Abbey Road Studios, London dan Ridge Farm Studios, Surrey untuk merekam album ketiga mereka, dengan perselisihan antara Gallagher bersaudara mewarnai sesi rekaman. Be Here Now dirilis pada bulan Agustus 1997. Didahului oleh singel nomor-satu "D'You Know What I Mean?", album tersebut menjadi album paling dinanti dan menjadi subyek pemberitaan media. Pada hari pertama rilis, Be Here Now terjual lebih dari 350.000 copy dan pada akhir minggu mencapai penjualan 696.000 copy, membuatnya menjadi album berpenjualan-tercepat dalam sejarah Inggris.[36] Album tersebut memasuki chart Amerika Serikat Billboard 200 pada posisi 2, dengan penjualan 152.000 copy — dibawah ekspektasi 400.000 copy — yang dianggap mengecewakan.[37] Walaupun penialaian awal media positif, begitu hype album telah hilang, Be Here Now dikritik karena dinilai "kembung" dan "dibuat-buat" dengan kebanyakan kritik fokis kepada durasi bebrapa lagu yang terlalu panjang, suara yang lebih berat, dan overproduksi.

Pada saat itu pergerakan Britpop mengalami penuruna popularitas dan Oasis gagal memenuhi ekspektasi dengan album ketiga mereka, membuat gagal menaikkan kembali popularitas Britpop. Pasca penyelesaian Be Here Now Tour pada awal 1998, Oasis memutuskan tetap tenang ditengah kritik media. Pada akhir tahun 1998, Oasis merilis album kompilasi berisi 14 lagu b-side, berjudul The Masterplan. Noel pada tahun 2008 berkomentar, “Hal yang menarik dari materi-materi saat itu adalah lagu b-side kami. Ada lebih banyak musik yang menginspirasi dalam b-side dibandingkan yang ada dalam album Be Here Now itu sendiri, ku pikir.”[38]

Pada awal 1999, Oasis mulai bekerja pada album keempat mereka. Keterangan pertama diumumkan pada bulan Februari dimana Mark "Spike" Stent diungkapkan mengambil peran sebagai wakil produser. Keadaan tidak berlangsung baik dan kabar mengejutkan mengenai kepergian Paul "Bonehead" Arthurs diumumkan pada bulan Agustus. Pada saat itu dilaporkan Arthurs keluar secara kekeluargaan, dengan Noel menyatakan bahwa Arthurs ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarganya. Pernyataan Arthurs mengklarifikasi kepergiannya “untuk berkonsentrasi pada hal lain.”[39] Meski begitu, Noel juga pernah mengungkapkan versi berlawanan bahwa serangkaian pelanggaran terhadap kebijakan "tidak ada minum maupun obat-obatan" yang dibuat Noel agar Liam dapat bernyanyi dengan baik saat sesi rekaman menyebabkan konfrontasi antara Noel dan Arthurs.[40] Dua minggu kemudian, kepergian Paul McGuigan ikut diumumkan. Gallagher bersaudara menggelar konferensi pers segera setelahnya dimana mereka meyakinkan pers bahwa “masa depan Oasis aman. Cerita dan kejayaan kami akan terus berlanjut.”[41]

Oasis yang beranggotakan tiga orang memilih untuk melanjutkan sesi rekaman, dengan Noel Gallagher merekam ulang seluruh bagian gitar Arthurs dan bass McGuigan untuk mencegah gugatan di kemudian hari. Setelah menyelesaikan sesi rekaman dan produksi, Oasis mulai mencari anggota pengganti. Anggota baru pertama yang diumumkan adalah gitaris Colin "Gem" Archer, mantan anggota Heavy Stereo, yang kemudian hari mengklaim telah didatangi Noel hanya beberapa hari pasca pengumuman kepergian Arthurs.[42] Menemukan bassist pengganti memerlukan waktu dan usaha lebih. Oasis sempat berkumpul dengan David Potts, namun dia segera mundur. Oasis mengajak Andy Bell, mantan gitaris Ride dan Hurricane #1 sebagai bassist baru Oasis. Bell belum pernah memainkan bass sebelumnya dan harus mempelajarinya lebih dulu, dengan Noel dilaporkan meyakinkan Liam dengan mengatakan “jika dia biasa memainkan gitar, dia bisa memainkan fookin bass.” Dengan berakhirnya kontrak Creation Records, Oasis membentuk label mereka sendiri, Big Brother Records, yang kemudian merilis semua album Oasis berikutnya untuk daerah Inggris dan Irlandia. Album keempat Oasis, Standing on the Shoulder of Giants, dirilis pada bulan Februari 2000 dengan penjualan minggu pertama yang cukup baik. Album tersebut memuncaki posisi pertama di chart Inggris dan nomor 24 di chart Billboard 200.[43][44] Tiga singel yang dirilis dari album tersebut adalah "Go Let It Out", "Who Feels Love?" dan "Sunday Morning Call", dimana kesemuanya berhasil memasuki lima besar chart Inggris.[45] Video untuk singel pertama "Go Let It Out" direkam sebelum bergabungnya Bell, sehingga terdapat formasi yang tidak umum dalam video tersebut dengan Liam pada gitar rhythm, Archer pada gitar lead, dan Noel pada bass. Beserta dengan keluarnya para anggota pendiri, Oasis membuat beberapa perubahan kecil pada suara dan gambaran mereka. Sampul album mereka seterusnya menggunakan logo "Oasis" baru yang didesain oleh Gem Archer. Album keempat mereka juga merupakan yang pertama bagi Oasis untuk menyertakan lagu karangan Liam Gallagher. Musik dalam album tersebut juga lebih memiliki pengaruh psikedelik dan eksperimental.[46] Album keempat mereka hanya mendapat penilaian hangat-kuku dari para pengamat[46] dan, hingga saat ini, Standing on the Shoulder of Giants adalah album studio Oasis berpenjualan paling rendah.

Ketika dalam tour di Barcelona pada tahun 2000, Oasis terpaksa membatalkan sebuah penampilan karena tendinitis menyebabkan lengan drummer Alan White membengkak. Setelah perselisihan antar Gallagher, Noel mengumumkan dia keluar dari seluruh jadwal tour luar negeri dan Oasis akan menyelesaikan tour tanpanya.[47] Noel kemudian kembali pada leg tour Irlandia dan Inggris, yang tarmasuk didalamnya pertunjukan di Wembley Stadium. Sebuah album live bernama Familiar to Millions, dirilis pada akhir tahun 2000 dan mendapat penilaian beragam.[48]

Sepanjang tahun 2001, Oasis membagi waktu antara pertunjukan live keliling dunia dan sesi rekaman album kelima. Album berikutnya, Heathen Chemistry, album pertama Oasis dengan anggota Andy Bell dan Gem Archer, dirilis pada bulan Juli 2002. Album tersebut berhasil mencapai posisi pertama di Inggris dan posisi 23 di Amerika Serikat,[49][50] walaupun para pengamat memberikan penilaian beragam.[51][52] Terdapat empat singel dari Heathen Chemistry, yaitu "The Hindu Times", "Stop Crying Your Heart Out", "Little by Little/She Is Love", dan "Songbird". Album kelima Oasis mencampur suara eksperimen dari album sebelumnya dengan juga menempuh suara rock dasar.[51] Heathen Chemistry juga memiliki porsi rekaman yang lebih seimbang bagi Oasis, dengan semua anggota, terkecuali White, menyumbangkan lagu.

Pasca rilis album album, Oasis tampil sukses dalam tour dunia yang kembali berisikan insiden. Pada akhir musim panas 2002, ketika Oasis dalam tour di Amerika Serikat, Noel, Bell, dan Darlington terlibat dalam kecelakaan mobil di Indianapolis. Walaupun tidak satupun mengalami luka serius, beberapa pertunjukan terpaksa dibatalkan. Pada Desember 2002, setengah terakhir leg German dalam tour Eropa mereka terpaksa ditunda setelah Liam Gallagher, Alan White, dan tiga anggota tour ditahan polisi atas keributan di sebuah klub malam di Munich. Mereka tertangkap saat mabuk berat dan Liam terbukti menggunkan kokain.[53] Dua tahun kemudian, Liam membayar denda sebesar £40.000.[54] Oasis menyelesaikan tour mereka pada Maret 2003 setelah kembali ke jadwal yang tertunda.

Liam Gallagher mengatakan Oasis mulai merekam album keenam pada akhir Desember 2003 di Sawmills Studios, Cornwall. Album tersebut awalnya dijadwalkan rilis pada September 2004 agar bertepatan dengan peringatan 10 tahun rilis Definitely Maybe. Namun, drummer Alan White, yang pada titik ini telah berkontribusi dalam semua materi Oasis terkecuali Definitely Maybe, meninggalkan Oasis pada awal Januari 2004. Pada saat itu, adik Alan, Steve White menyatakan dalam situsnya bahwa “semangat untuk bermain dalam band telah hilang darinya” dan bahwa Alan ingin menghabiskan waktunya bersama kekasihnya.[55] Alan White digantikan oleh Zak Starkey, drummer The Who dan putra Ringo Starr. Walaupun Starkey berkontribusi dalam sesi rekaman studio dan mengikuti tour bersama, dia tidak diangkat sebagai anggota resmi dan Oasis menjadi beranggotakan empat orang untuk seterusnya. Starkey tampil bersama Oasis pertama kali di Poole Lighthouse. Beberapa hari kemudian, Oasis, bersama dengan Starkey, menjadi artis utama Glastonbury Festival untuk kedua kalinya dan tampil membawakan lagu-lagu hits terbaik mereka, ditambah dua lagu baru — "A Bell Will Ring" karya Gem Archer dan "The Meaning of Soul" karya Liam Gallagher. Penampilan mereka menerima penilaian negatif, dengan NME menyebutnya “sebuah bencana.”[56] Tom Bishop dari BBC menyebut penampilan Oasis “kurang mengkilap dan tidak memiliki momentum”, terutama karena gaya bernyanyi Liam yang tidak bersemangat dan kurangnya pengalaman Starkey terhadap materi-materi Oasis.[57]

Setelah mengalami banyak pergolakan, album keenam Oasis akhirnya direkam di Capitol Studios, Los Angeles sejak Oktober hingga Desember 2004. Produser Dave Sardy mengambil alih peran pimpinan produksi dari Noel,[58] yang memutuskan untuk mundur dari tugas tersebut setelah selama satu dekade memimpin produksi album Oasis. Pada Mei 2005, setelah tiga tahun lamanya dan banyak sesi rekaman yang terbengkalai, Oasis merilis album keenam mereka, Don't Believe the Truth, sekaligus memenuhi kontrak mereka dengan Sony BMG. Album ini mengikuti langkah Heathen Chemistry sebagai proyek kolaboratif dan bukan album yang ditulis Noel seorang.[59] Album tersebut menjadi album pertama Oasis setelah satu dekade yang digarap tanpa Alan White sekaligus menjadi kontribusi studio perdana bagi Zak Starkey. Album tersebut secara umum dipuji sebagai album terbaik Oasis sejak Morning Glory baik oleh pengamat maupun penggemar, membuahkan dua singel nomor-satu: "Lyla" dan "The Importance of Being Idle", sementara singel lainnya "Let There Be Love" memasuki posisi sua. Oasis meraih dua penghargaan dalam Q Awards: satu untuk People's Choice Award khusus dan kedua untuk Don't Believe the Truth sebagai album terbaik.[60] Mengikuti jejak lima album sebelumnya, Don't Believe the Truth juga berhasil memuncaki posisi pertama UK Albums Charts.

Pada Mei 2005, Oasis memulai tour dunia skala besar. Dimulai pada 10 Mei 2005 di London Astoria dan berakhir pada 31 Maret 2006 di Mexico City, Oasis tampil lebih banyak dibandingkan tour-rour mereka sebelumnya, mengunjungi 26 negara dan tampil dalam 113 pertunjukan di hadapan lebih dari 3,2 juta penonton. Tour tersebut selesai tanpa ada insiden berarti dan menjadi yang paling sukses selama lebih dari satu dekade. Tour tersebut termasuk pertunjukan di Madison Square Garden, New York dan Hollywood Bowl, Los Angeles.[61] Sebuah film rockumenter dibuat saat tour, berjudul Lord Don't Slow Me Down dan dirilis pada bulan Oktober 2007. Sebuah DVD kedua merekam porsi penampilan Oasis di Manchester pada 2 Juli 2005.

Oasis merilis album kompilasi ganda berjudul Stop the Clocks pada 2006, berisi lagu-lagu yang mereka anggap lagu "definitif" mereka.[62] Pada Februari 2007, Oasis menerima Brit Award untuk kontribusi luar biasa terhadap musik.[63] Pada Oktober 2007, Oasis untuk pertama kalinya merilis materi mereka secara digital untuk "Lord Don't Slow Me Down". Lagu tersebut memasuki posisi sepuluh di Inggris.[64]

Kebangkitan kembali popularitas Oasis sejak kesuksesan Don't Believe The Truth menjadi sorotan pada Februari 2008 ketika dalam sebuah pemungutan suara yang diadakan majalah Q dan HMV untuk menemukan 50 album terbaik Inggris selama 50 tahun terakhir, dua album Oasis terpilih sebagai posisi satu dan dua, berturut-turut untuk Definitely Maybe dan (What's The Story) Morning Glory?. Dua album Oasis lainnya juga masuk dalam daftar, yaitu Don't Believe The Truth pada posisi 14 dan Be Here Now pada posisi 22.[65]

Pada Mei 2008, Zak Starkey meninggalkan Oasis setelah merekam Dig Out Your Soul, album ketujuh mereka. Dia kemudian digantikan oleh mantan drummer The Icicle Works, Chris Sharrock untuk tour. Seperti Starkey, Chris tidak diangkat menjadi anggota resmi dan Oasis tetap beranggotakan empat orang.

Pada Juni 2008, Oasis kembali menandatangani kontrak dengan Sony BMG untuk tiga album.[66] Oasis melakukan sesi rekaman selama beberapa bulan antara Juli dan September 2007. Mereka mengambil masa dua bulan istirahat dikarenakan kelahiran putra Noel. Oasis kembali ke studio bersama produser Dave Sardy pada 5 November 2007 dan menyelesaikan proses rekaman sekitar bulan Maret 2008.[67] Singel pertama album tersebut adalah "The Shock of the Lightning" yang ditulis oleh Noel Gallagher. Dig Out Your Soul, album ketujuh Oasis, dirilis pada 6 Oktober dan memuncaki posisi pertama di Inggris dan posisi kelima di Amerika Serikat. Oasis memulai tour yang diproyeksikan untuk 18 bulan lamanya, dengan dukungan dari Kasabian, The Enemy dan Twisted Wheel.[68] Namun, Noel Gallagher memberikan keterangan berlawanan mengenai rencananya terkait masa depan Oasis. Dalam sebuah wawancara, dia menyatakan bahwa dia ingin para anggota Oasis “untuk pergi dan melakukan proyek [mereka] sendiri”, sembari menambahkan “…akan menarik melihat bagaimana jadinya nanti. Bagaimana empat bagian membentuk keseluruhannya.”[69] Meski begitu, tiga minggu pasca rilis Dig Out Your Soul, Noel menyatakan bahwa dia telah menulis materi untuk album baru.[70] Noel mengatakan bahwa materi barunya sangat berbeda dengan materi Dig Out Your Soul.[70] Noel juga menyatakan, walaupun tidak memberikan waktu pasti, bahwa dirinya berencana merilis album solo.[70]

Pada 7 September 2008 ketika tampil dalam Virgin Festival di Toronto, seorang penonton memasuki panggung dan melukai Noel.[71] Noel menderita tiga tulang rusuk patah dan disposisi sebagai akibat serangan dan membuat Oasis membatalkan beberapa pertunjukan.[71]

Pada 25 Februari 2009, Oasis menerima NME Award sebagai Best British Band[72] juga untuk Tales from the Middle of Nowhere milik Noel sebagai blog terbaik.[73]

Pada 4 Juni 2009, Oasis tampil dalam malam pertama dari tiga konser di Heaton Park, Manchester dan setelah harus meninggalkan panggung dua kali karena kerusakan generator, mereka kembali untuk ketiga kalinya dan mengumumkan petunjukan sebagai konser gratis dan membuat gembira 70.000 pemegang tiket dengan 20.000 diantaranya menuntut uang kembali.[74] Dua malam berikutnya penampilan di tempat yang sama pada 6 and 7 Juni terbukti menjadi sukses besar, dengan penggemar tetap datang dalam jumlah ribuan meskipun isu pengeras suara pada malam pertama dan cuaca yang berubah-ubah.[75]

Spekulasi semakin menyebar bahwa Noel Gallagher sangat ingin menempuh karier solo hingga pada 12 Juli 2009, diumumkan oleh juru bicara Oasis bahwa hal tersebut tidak benar. Pada 28 Agustus 2009, mengikuti insiden perkelahian antar Gallagher di area belakang panggung yang dilaporkan bahwa Liam sampai merusak gitar Noel, manajer Oasis menumumkan pembatalan konser di festival Rock en Seine hanya beberapa menit sebelum konser dimulai, bersama juga dengan pembatalan seluruh tour Eropa dan sebuah pernyataan bahwa Oasis “sudah tidak ada lagi.”[3][4][76][77] Dua jam kemudian sebuah pernyataan dari Noel muncul di situs Oasis tertulis bahwa “dengan sedikit kesedihan dan kelegaan hebat…aku keluar dari Oasis malam ini. Orang boleh menulis dan berkata sesuka mereka, tapi aku benar-benar tidak bisa bekerja dengan Liam sehari lebih lama.” Pada 5 September 2009, dilaporkan bahwa Liam Gallagher berencana untuk melanjutkan Oasis meskipun tanpa kehadiran Noel.[78]

Pada 16 Februari 2010, Oasis memenangkan sebuah penghargaan untuk kategori "Best Brit Album of the Last 30 Years" pada BRIT Awards 2012.[79] Liam Gallagher mengambil penghargaan tersebut sendirian. Dalam bicaranya, Liam berterimakasih kepada Bonehead, McGuigan, dan Alan White, tetapi tidak kepada kakaknya, Noel.[80] Liam kemudian melemparkan mikrofon dan penghargaannya ke penonton.[81] Pada 15 Maret, Liam mempertahankan aksinya pada upacara penghargaan tersebut dengan mengatakan, “Aku lelah semua ini hanya tentang aku dan Noel, beberapa bulan terakhir kurang lebih hanya tentang aku dan dia jadi ku pikir adalah hal yang benar untuk menyebutkan pria lain yang bermain untuk album dan para penggemar terbaik di dunia.” Mengenai pelemparan pialanya, Liam menambahkan, “Ku pikir itu adalah sikap yang bagus untuk memberikan penghargaan tersebut kepada para penggemar, nyatanya itu disalahartikan seperti biasa.”[82]

Time Flies... 1994–2009, sebuah album kompilasi berisikan seluruh singel Oasis, dirilis pada 13 Juni 2010.[83][84][85] Keputusan untuk membuat kompilasi singel, termasuk urutan lagunya, diputuskan oleh Noel Gallagher, yang juga merilis sejumlah video ke YouTube terkait album koleksi tersebut.

Anggota tersisa dari Oasis, pasca kepergian Noel, memutuskan untuk tetap bersama dan membentuk sebuah band baru. Pada 19 November 2009, Liam mengumumkan bahwa dia akan mulai merekam materi baru bersama Gem Archer, Andy Bell, Chris Sharrock, dan Jeff Wootton, dengan kemungkinan rilis album pada Juli 2010.[86][87] Mereka juga menghabiskan beberapa waktu hingga bulan Desember 2009 untuk memikirkan apakah mereka akan menggunakan nama Oasis atau nama lainnya. Terkait isu penggunaan nama, Liam Gallagher berkomentar, “jika kami tidak mendapatkan nama baru ketika album sudah siap rilis, maka kami adalah Oasis.”[88] Tidak lama kemudian, mereka memutuskan menggunakan nama Beady Eye.[89][90]

Noel Gallagher menampilkan konser solo pada 25 dan 26 Maret 2010, sebagai bagian dari rangkaian Teenage Cancer Trust, disamping bersama artis lain seperti Arctic Monkeys dan The Who.[91] Noel terus menampilkan lagu-lagu Oasis, seperti yang dulu pernah ia lakukan, termasuk juga membawakan lagu-lagu yang dulunya dinyanyikan oleh Liam. Majalah Inggris, The Sun, memberi Noel lima dari lima bintang atas konser dan penampilannya.[92]

Noel Gallagher memulai karier solonya segera setelah rilis album Different Gear, Still Speeding oleh Beady Eye. Noel menyatakan dalam sebuah jumpa pers bahwa dia memiliki cukup materi untuk dua album. Pada bulan Juli 2011, dia merilis singel perdana "The Death of You and Me". Disusul pada bulan Oktober 2011, dirilisnya album perdana Noel Gallagher, Noel Gallagher's High Flying Birds. Album tersebut mendapat penilaian positif dan terjual sebanyak 55.000 copy hanya dalam dua hari pasca rilis dan total sebanyak 122.530 copy pada akhir minggu pertamanya. Nama grup solo Noel sendiri mengacu kepada lagu karya Jefferson Airplane, "High Flying Bird", yang dirilis pada tahun 1974 melalui album Early Flight.[93]

Oasis sangat dipengaruhi oleh The Beatles, sebuah pengaruh yang sering kali disebut sebagai sebuah "obsesi" oleh media Inggris.[94][95][96] Sebagai tambahan, para anggota Oasis juga menyebutkan The Stone Roses,[97] T. Rex,[98] Sex Pistols, Slade, Small Faces, The Who, Nirvana, The Rolling Stones, The Stooges, The La's, The Doors, Jimi Hendrix, Bob Dylan, Neil Young, R.E.M., Humble Pie, Happy Mondays, Inspiral Carpets, The Kinks, The Jam, Pink Floyd, The Verve, Led Zeppelin, David Bowie, The Velvet Underground, Talking Heads,[99] dan The Smiths.[100]

Aksi legal pernah diambil atas kasus Neil Innes (mantan anggota Bonzo Dog Doo-Dah Band dan The Rutles) yang menggugat lagu "Whatever" atas plagiarisme terhadap lagu Neil "How Sweet to Be an Idiot". Neil mendapat bagian royalti dan kredit atasnya. Noel Gallagher mengklaim pada tahun 2010 bahwa plagiarisme tersebut tidak disengaja dan dia tidak tahu akan kemiripan kedua lagu tersebut hingga munculnya gugatan Neil.[101] Oasis juga pernah digugat oleh Coca-Cola dan diharuskan membayar denda $500.000. Ketika ditanya mengenai insiden tersebut, Noel Gallagher mengucapkan lelucon, “Sekarang kami semua minum Pepsi.” "Shakermaker" menurut dugaan orang-orang meminjam lirik dan melodi dari "I'd Like to Teach the World to Sing".[102] Ketika copy promosional (What's the Story) Morning Glory? didistribusikan pertama kalinya, terdapat lagu berjudul "Step Out". CD promosional tersebut segera ditarik dan diganti dengan versi tanpa lagu kontroversial tersebut yang didiga mirip dengan lagu Stevie Wonder, "Uptight (Everything's Alright)". Lagu tersebut kemudian muncul sebagai b-side singel "Don't Look Back in Anger", walaupun sekarang tertulis "Stevie Wonder, et. al" sebagai wakil penulis.

TABEL Grup Band Indonesia 1

Nama Band / Grup Musik

Nama Band / Grup Musik

Underground Indonesia (Pas)

Harmony Chinese Music Group

TABEL Grup Band Indonesia 2

Pengantar Minum Racun (PMR)

Pancaran Sinar Petromaks (PSP)

Panjaitan Bersaudara (Panbers)

Steven & Coconut Treez

TABEL Grup Band Indonesia 3

Tika and the Dissidents

White Shoes & The Couples Company

Nirvana adalah nama sebuah grup band dari Kota Aberdeen, Washington, Amerika Serikat, kemudian akhirnya mereka mendapatkan kesuksesan di Kota Seattle, Amerika Serikat, yang terkenal dengan aliran musik grunge, atau yang dikenal juga dengan Seattle Sound.

Nirvana mulai digemari, dan dikenal oleh dunia sejak dirilisnya album mereka yang berjudul Nevermind, dengan single yang dijagokan yaitu Smells Like Teen Spirit, single ini membuat mereka mendapatkan trofi The Best Alternative/Rock Band dan sempat menduduki tangga nada pertama di Billboard Amerika. Nirvana terdiri dari Krist Novoselic, Kurt Cobain, dan Dave Grohl . Band ini bubar setelah Kurt Cobain bunuh diri akibat overdosis sesudah menghisap kokain di tempat tinggalnya pada tahun 1994.

Grup ini dibentuk di Washington, Amerika Serikat, pada 1987. Semua lagu - lagu Nirvana diliris oleh sang vokalis/gitaris Kurt Cobain dan Krist Novoselic yang mengisi bass Dave Grohl penabuh drum, grup ini melepas album pertama mereka tahun 1989 di bawah sebuah label indie.

Tahun 1991, Nirvana menandatangani kontrak dengan major label DGC dan melepas album kedua mereka Nevermind. DGC memperkirakan bisa menjual album itu sekurang-kurangnya 250 ribu kopi saja. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Kesuksesan Smells Like Teen Spirit mendongkrak angka penjualan sampai 400 ribu kopi hanya dalam 1 minggu.

Berusaha mengulang sukses album pertama, album ketiga bertajuk In Utero pun dirilis 2 tahun kemudian. Sayangnya pamor album ke 3 ini tak secemerlang yang pertama.

8 April 1994 adalah akhir dari sejarah Nirvana saat sang motor Kurt Cobain ditemukan meninggal di rumahnya di Seattle Washington. Beberapa album kompilasi mereka masih sempat dirilis beberapa tahun kemudian. Diperkirakan Nirvana telah menjual sekurang-kurangnya 50 juta kopi album mereka di seluruh dunia. Sampai saat ini masih belum ada yang mengalahkan popularitasnya sebagai legenda musik grunge atau lebih dikenal suara seattle.

Susunan pemain terakhir

Nirvana adalah kelompok musik pelopor aliran Grunge, lahir di Kota Aberdeen Washington Amerika Serikat, kemudian akhirnya mereka mendapatkan kesuksesan di Kota Seattle Amerika Serikat. Kesuksesan mereka di Seattle membuat grup ini disebut dengan Seattle Sound. Band ini memiliki banyak pengikut atau fans setia di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, yang dulu menjadikan lagunya yang berjudul Smells Like Teen Spirit sempat menduduki tangga lagu Billboard selama 2 tahun.

Penampilan perdana Kurt Cobain dan Krist Novoselic terjadi pada bulan Maret 1987 yang sekaligus menasbihkan formasi awal Nirvana yang terdiri atas Kurt Cobain (vokal & gitar), Krist Novoselic (bass) dan seorang penabuh drum bernama Aaron Burckhard. Pada akhir tahun 1987, Aaron Burckhard keluar dari Nirvana. Awal tahun 1988, posisi drummer diisi oleh Chad Channing dan Jason Everman bergabung sebagai gitaris kedua. Jason Everman keluar pada pertengahan tahun 1989 disusul pula keluarnya Chad Channing pada tahun 1990. Setelah beberapa kali mengalami pergantian drummer, akhirnya Dave Grohl masuk ke Nirvana sebagai drummer pada tahun 1990.

Waktu itu mereka belum memakai nama Nirvana ada banyak nama yang mereka pakai pada awal karier mereka dan mereka memakainya bergantian di setiap konser.

Nama Nirvana baru muncul pada tahun 1988 ketika Kurt menemukan nama itu dari sebuah tayangan televisi tengah malam yang menyiarkan tentang program agama Buddha yang berarti pencapaian kesempurnaan.

Mereka membuat single pertama mereka, "Love Buzz", yang dirilis oleh label independen kecil Sub Pop Records. Popularitas Nirvana di Seattle berkembang, dan mereka merilis album debut mereka, Bleach.

Pada November 1988 single pertama Nirvana Love Buzz pun diedarkan pada kalangan terbatas Kurt sendiri yang kemudian menyerahkan salah satu kopinya kepada radio KCMU untuk diputar. Setelah itu Kurt segera mendengarkan radio dan setelah berjam-jam gelisah karena lagunya tak segera diputar hingga Kurt harus menelepon dari sebuah telepon umum dan me-request lagunya sendiri barulah kemudian lagu tersebut mengudara salah satu ironi terbesar seorang bintang Rock besar pada awal kariernya sempat me-request sendiri lagunya di sebuah radio

Pada awal 1991 Nirvana pindah label dari Sub Pop ke DGC (David Geffen Company) sebuah label mayor dengan distribusi lebih luas dan dana lebih besar salah satu orbitan tersukses DGC adalah Guns N Roses. Nirvana juga bergabung dengan Gold Mountain sebuah perusahaan manajemen artis di mana Sonic Youth, band punk kontemporer yang dikagumi Kurt bernaung. Nirvana pun melanjutkan perjalanannya dengan mengeluarkan album kedua yang berjudul Nevermind yang direkam pada Mei 1991 dan selesai sebulan kemudian.

Awalnya, DGC Records berharap untuk menjual 250.000 salinan Nevermind. Namun, album single pertamanya "Smells Like Teen Spirit" dengan cepat mendapatkan momentum, sebagian berkat signifikan sering diputar dari lagu video musik di MTV. Ketika mereka melakukan tur Eropa pada akhir 1991, band ini menemukan bahwa sangat mengancam oversold menunjukkan, bahwa awak televisi menjadi kehadiran yang konstan di atas panggung, dan bahwa "Smells Like Teen Spirit" hampir di mana-mana di radio dan televisi musik. Pada Natal 1991, Nevermind menjual 400.000 salinan per minggu di Amerika Serikat. Pada tanggal 11 Januari 1992, album ini mencapai nomor satu di tangga album Billboard, menggusur album Dangerous milik Michael Jackson . Album ini juga menduduki puncak tangga lagu di seluruh dunia. Kurt Cobain masuk sebagai salah satu penulis lagu terbaik dalam generasinya di usia 24 tahun.

Inilah album legendaris dan fenomenal yang kemudian melambungkan nama Nirvana ke jagad musik internasional. Lagu-lagu yang terdapat di album ini bercerita tentang Tobi Vail vokalis band punk cewek Bikini Kill, perempuan yang sangat disukai Kurt bahkan sepanjang tahun 1990-1991. Hampir semua lagu yang dibuatnya selalu bercerita tentang Tobi, meski demikian Tobi ternyata tak bisa sepenuhnya menerima Kurt. Kurt akhirnya dekat dengan seorang wanita bernama Courtney Love, vokalis band post punk Hole, dan dalam rentang tahun ini juga heroin terus mengiringi hidup Kurt.

Nevermind dirilis pada 24 September 1991 di luar dugaan album ber-cover gambar seorang bayi yang sedang menyelam ini telah terjual hingga mencapai jutaan keping. Pada hari Helloween, 31 Oktober 1991, Nirvana pun mendapat penghargaan piringan emas saat inilah seluruh radio Amerika, Eropa, Australia, Jepang, Brasil, dan di negara-negara lain dengan serentak memutar terus-menerus single Smells Like Teen Spirit. Kurt kini sudah tak perlu lagi menelepon radio memohon agar lagunya diputar video klip. Smells Like Teen Spirit pun memasuki masa mengudara dengan frekuensi terbanyak pada awal tahun 1992.

Di Indonesia sendiri popularitas Nirvana berhasil mengalahkan popularitas Guns N Roses,Metallica, dan Sepultura yang pada masa-masa itu memang sangat terkenal di Indonesia. Namun pada Januari itu juga kecanduan Kurt terhadap heroin makin parah. Dalam sebuah sesi pemotretan, Kurt bahkan sampai tak sanggup berdiri tegak dan hanya tertunduk terus-menerus. Momen semacam inilah yang akan terus berulang dan mewarnai lembaran karier Nirvana berikutnya. Sementara itu pada April 1992, Nirvana untuk pertama kalinya tampil di cover majalah Rolling Stones.

Sementara itu pada bulan Juli, Nevermind akhirnya terlempar keluar dari tangga lagu Billboard setelah bercokol di sana selama hampir dua tahun. Ketika keluar dari Billboard, Nevermind telah mencapai angka penjualan sebanyak 8 juta keping di seluruh dunia.

Nirvana meliris album In Utero pada bulan September 1993. Lirik-liriknya sangat pribadi tentang perjuangan hidup. Nirvana pun memulai tur ke Eropa dan memulai konser MTV Unplugged di New York dan Eropa pada musim dingin 1993.

Pada 3 Maret di Roma, Italia di hotel berbintang lima Exelcior, Kurt kembali mengalami overdosis parah. Ini merupakan usaha bunuh diri Kurt yang pertama terlihat dari secarik kertas dalam genggaman Kurt dalam surat itu. Kurt menulis seperti Hamlet, aku harus memilih antara kehidupan dan kematian dan aku memilih kematian. Peristiwa ini pun menyebar di kalangan media musik dan penggemar di seluruh dunia. CNN bahkan sempat memberitakan bahwa Kurt Cobain sudah tewas.

Meski demikian Kurt masih menuruti saran orang–orang terdekatnya untuk mengambil program rehabilitasi. Pada 30 Maret 1994, Kurt terbang ke Los Angeles untuk mengikuti program pemulihan di Exodus Recovery Center sebuah tempat rehabilitasi bagi para pecandu obat–obatan. Namun ini pun hanya bertahan dua hari. Kurt melarikan diri dan pergi membeli tiket pesawat untuk pulang kembali ke Seattle.

Sementara itu Courtney panik begitu mendengar kabar kaburnya Kurt. Ia takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada Kurt karena beberapa hari sebelum terbang ke Los Angeles untuk masuk rehabilitasi Kurt dikabarkan sempat membeli sebuah senapan di sebuah toko senjata di Seattle. Kurt tiba di rumahnya Sabtu dini hari 2 April 1994. Dia sempat menemui Michael Cali dan Jessica Hopper dua orang yang bertugas menjaga rumahnya, sementara Frances bersama Courtney berada di Los Angeles yang tengah melakukan promo untuk album terbaru bandnya serta melacak keberadaan Kurt.

Sepulangnya ke Amerika Serikat, Cobain menjadi pertapa, ia menghabiskan banyak waktu sendirian dengan kecanduan narkobanya, semakin parah dan parah, keluar masuk klinik guna proses penyembuhannya, bahkan sering kali dia melarikan diri dari klinik karena tidak kuat dan merasa makin gila dengan kecanduannya.

Akhirnya, 5 April, 1994, di rumah tamu di belakang rumahnya Seattle, Cobain melakukan bunuh diri. Dia menempatkan senapan ke mulutnya dan menembakkannya, membunuh dirinya secara cepat. Dia meninggalkan catatan bunuh diri yang dialamatkan kepada penggemar, juga istri dan anak-anak perempuan. Walaupun secara resmi pihak kepolisian menyatakan dia mati dengan cara bunuh diri, tetapi ada beberapa kejanggalan dan kemungkinan Love terlibat dalam kematian Cobain, sebab ditemukan bukti bahwa kartu kreditnya sempat digunakan belanja, sementara Cobain dinyatakan sudah mati ketika transaksi tersebut dilakukan.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

X1 (bahasa Korea: 엑스원, translit. Ekseuwon, disebut sebagai X-One) adalah grup vokal pria asal Korea Selatan yang dibentuk oleh CJ E&M melalui acara kompetisi realitas Mnet Produce X 101. Grup ini terdiri dari 11 anggota: Kim Yo Han, Kim Woo Seok, Han Seung Woo, Song Hyeong Jun, Cho Seung Youn, Son Dong Pyo, Lee Han Gyul, Nam Do Hyon, Cha Jun Ho, Kang Min Hee, dan Lee Eun Sang. Grup ini debut di bawah naungan Swing Entertainment dan Stone Music Entertainment. Kontrak mereka akan berakhir dalam waktu lima tahun sejak debut, dengan kontrak eksklusif selama dua setengah tahun dan kontrak non-eksklusif selama dua setengah tahun, di mana para anggota dapat kembali untuk berpromosi dengan agensi awal mereka,[1]

X1 dibentuk melalui serial kompetisi survival Produce X 101, yang tayang di Mnet dari 3 Mei 2019 hingga 19 Juli 2019. Dari 101 anggota pelatihan, 10 anggota dipilih dari sisa 20 anggota pelatihan melalui suara penonton pada minggu terakhir dari acara tersebut. Anggota terakhir, dikenal sebagai anggota X, terpilih dari sisa anggota pelatihan dengan hasil kombinasi suara tertinggi dari seluruh episode. Seluruh anggota diumumkan melalui siaran langsung pada 19 Juli 2019.

Sebelum tampil dalam program, beberapa anggota telah aktif dalam industri musik. Cho Seung-youn debut sebagai anggota UNIQ pada tahun 2014. Ia juga merupakan penyanyi solo dengan nama panggung Luizy dan produser dengan nama WOODZ. Ia dikenal sebagai produser dari salah satu lagu evaluasi debut untuk Idol Producer, "It's Okay". Kim Woo-seok debut sebagai anggota UP10TION dengan nama panggung Wooshin pada September 2015, dan merupakan mantan pembawa acara The Show bersama center Produce 101 dan mantan anggota I.O.I, Jeon Somi. Han Seung-woo debut sebagai anggota dan pemimpin dari VICTON pada November 2016. Lee Han-gyul debut sebagai anggota dari grup proyek sementara MBK Entertainment, IM, dan berkompetisi dengan anggota IM lain pada The Unit: Idol Rebooting Project di mana Ia menduduki peringkat ke-13. Anggota pelatihan MBK Entertainment Nam Do-hyon merupakan peserta Under Nineteen sebagai anggota Rap Team dan menduduki peringkat ke-42.

Setelah program berakhir, seluruh peserta Top 11 dikabarkan akan menandatangani kontrak dengan Swing Entertainment, yang sebelumnya mengelola grup pemenang Produce 101 Season 2, Wanna One. Diumumkan bahwa acara realitas dan album debut sedang dalam tahap produksi dan mereka akan debut pada 27 Agustus 2019 bersamaan dengan debut showcon di Gocheok Sky Dome seperti Wanna One. Namun setelah debut dengan lagu Flash, X1 hiatus dan pada tanggal 6 Januari 2020 dinyatakan bubar.

Tautan ke artikel terkait

Toto adalah grup musik rock Amerika Serikat yang didirikan tahun 1976 oleh beberapa musisi studio berpengalaman dan paling populer waktu itu. Puncak kepopuleran mereka diraih pada tahun 1970-an hingga 1980-an, dimulai dari album pertama pada tahun 1978. Saat Album Toto IV (1982) dirilis, album tersebut sukses secara komersial, dan membawa Toto sebagai salah satu grup musik terlaris. Mereka juga sempat membuat musik tema untuk film Dune. Walaupun kepopuleran memudar pada 1990-an dan 2000-an, konser-konser yang digelar Toto di stadion dan gedung konser di seluruh dunia selalu penuh dengan penonton.

Anggota Toto dikenal sebagai sebagai musisi yang serba bisa memainkan berbagai irama musik, pop, rock, soul, funk, progressive rock, hard rock, R&B, dan jazz. Toto merilis 17 album dengan total penjualan 30 juta kopi. Album ke-18, Falling In Between Live dirilis Maret 2007 di Paris. Setelah gitaris Steve Lukather mengundurkan diri atas, berdasarkan persetujuan anggota lainnya, Toto bubar setelah menyelesaikan konser keliling tahun 2008. Namun pada tahun 2010, mereka bereuni kembali dengan line-up baru untuk membantu pengobatan pemain bas mereka, Mike Porcaro, yang didiagnosis menderita penyakit amyotrophic lateral sclerosis (ALS).

Line-up Toto saat ini (2024) yang sedang menjalani tur dunia bertajuk Dogz of Oz Tour beranggotakan Joseph Williams (vokal), Steve Lukather (gitar dan vokal), David Paich (piano, keyboard, dan vokal) (David Paich telah memutuskan pensiun dari menjalani tur dunia bersama Toto, namun dia beberapa kali tampil sebagai bintang tamu di beberapa negara), serta anggota tambahan John Pierce (bass), Shannon Forrest (drum), Greg Phillinganes (keyboard dan vokal), Steve Maggiora (keyboard dan vokal), dan Warren Ham (perkusi, alat musik tiup, dan vokal).

Toto dibentuk oleh enam musisi studio pada tahun 1976. Sebelum mendirikan Toto, anggota Toto sudah sering dipakai sebagai musisi pengiring untuk Steely Dan,[1] Seals and Crofts,[2] Boz Scaggs,[3] Sonny and Cher,[4] dan beberapa lainnya. Pemain kibor David Paich adalah anak pemusik sekaligus musisi studio/penulis aransemen Marty Paich. Kariernya melesat setelah bersama Boz Scaggs mengerjakan album Silk Degrees. David sering bermain bersama pemain drum Jeff Porcaro (anak pemain perkusi Joe Porcaro). Keduanya ketika bersekolah di Sekolah Menengah Atas Grant, Van Nuys, California, membentuk band bernama Still Life. David dan Jeff mulai serius mendiskusikan kemungkinan mendirikan band sendiri. Keduanya mengajak pemain bass David Hungate yang pernah ikut mereka sewaktu tur keliling Boz Scaggs. Selain itu, David dan Jeff meminta gitaris Steve Lukather (pernah bermain sebagai pengiring Scaggs menggantikan Les Dudek) dan kakak Jeff Porcaro bernama Steve Porcaro (kibor) untuk bergabung. Lukather dan Steve Porcaro adalah adik kelas David dan Jeff di SMA Grant, dan keduanya bahkan meneruskan band Rural Still Life (disingkat menjadi Still Life) setelah David dan Jeff lulus. Ditambah mantan vokalis S.S. Fools bernama Bobby Kimball, mereka berenam menandatangani kontrak dengan Columbia Records, dan mulai memproduksi album pertama.

Setelah lagu-lagu selesai ditulis, mereka masuk studio rekaman untuk membuat album. Menurut mitos yang populer tentang asal usul nama band mereka, Jeff Porcaro menulis kata Toto pada pita demo berisi lagu-lagu mereka agar tidak tertukar dengan pita demo dari grup musik lain. Kabar burung mengatakan nama Toto berasal dari Toteaux, nama keluarga Bobby Kimball yang "sebenarnya" (cerita ini sebenarnya berawal dari lelucon pemain bass David Hungate[5]). Setelah selesai dengan album pertama, band mereka masih belum diberi nama. Setelah melihat tulisan Toto pada pita demo, David Hungate menjelaskan kepada teman-temannya bahwa kata Toto dalam bahasa Latin berarti memasukkan segala. Mengingat mereka pernah main untuk berbagai rekaman dan berbagai irama musik, para anggota sepakat untuk memakai nama Toto. Nama band mereka sempat memancing tawa ketika pertama kali tur ke Jepang karena TOTO adalah merek produk saniter Jepang.[6] Toto adalah juga nama anjing Dorothy dalam buku-buku The Wonderful Wizard of Oz dan film klasik film produksi tahun 1939.

Setelah beredar, album perdana Toto melesat di tangga album berkat lagu-lagu seperti "Hold the Line","Georgy Porgy", dan "I'll Supply The Love". Toto langsung mendapat pengakuan internasional, dan dinominasikan sebagai penerima Grammy untuk Artis Pendatang Baru Terbaik. Tidak lama kemudian, pada awal 1979, Toto memulai tur keliling Amerika untuk mempromosikan album perdana mereka.[7] Semasa tur, mereka mengajak dua musisi tambahan, Tom Kelly (gitar, vokal latar) dan Lenny Castro (perkusi). Sejak itu pula Toto selalu mengajak musisi tambahan sewaktu mengadakan konser.

Menjelang tur berakhir, Toto mulai mempersiapkan album berikutnya, Hydra untuk dirilis pada tahun itu juga. Album ini menghasilkan lagu hit "99" yang diilhami film THX 1138 karya George Lucas.[8] Walaupun menjadi lagu hit, pada tahun 2007, Steve Lukather mengaku dirinya membenci "99" sekaligus lagu Toto yang paling tidak disukainya, maka dari itu tidak pernah dimainkan sewaktu konser.[9] Lagu-lagu lain dari Hydra adalah "St George and the Dragon" dan "All Us Boys". Toto juga mengeluarkan empat video musik untuk album Hydra, termasuk lagu andalan, Hydra yang tidak pernah dirilis sebagai singel. Walaupun tidak sukses secara komersial seperti album pertama, album Hydra terjual hingga menghasilkan piringan emas. Konser promosi diberi nama Hydra Tour berlangsung di Amerika Serikat dan kota-kota lain di dunia dari Februari hingga Juni 1980.[7]

Pada awal 1981, Toto mengeluarkan album ketiga, Turn Back. Album tersebut merupakan hasil eksperimen mereka,[10] memasukkan lebih banyak gitar namun lebih sedikit permainan kibor dibandingkan dua album sebelumnya. Lagu "Goodbye Elenore" merupakan satu-satunya singel yang dirilis dari album Turn Back.[11] Toto hanya sedikit melakukan tur promosi karena album ketiga ternyata kurang laku.

Tahun 1982 adalah awal puncak kepopuleran Toto. Setelah album Turn Back kurang laris, Toto mendapat tekanan dari perusahaan rekaman mereka agar memproduksi album laris. Album Toto IV berhasil menjadi salah satu album paling laku pada tahun 1980-an. Album ini menghasilkan 3 singel hit yang mampu menembus Top 10 Billboard Hot 100, "Rosanna", "Africa", dan "I Won't Hold You Back". Album Toto IV juga masuk ke beberapa tangga album di dunia, dan penggemar Toto terus bertambah. Singel "Africa" masuk tangga-tangga lagu pada Februari 1983, dan menjadi sering diputar di radio-radio di seluruh dunia. Album Toto IV menerima 6 Grammy Awards, di antaranya "Rekaman Terbaik" ("Rosanna"), "Album Terbaik" (album Toto IV), dan "Produser Terbaik". Patrick Swayze adalah salah seorang penari dalam video musik "Rosanna", sementara penari utama adalah Cynthia Rhodes. Judul lagu "Rosanna" diambil dari nama aktris Rosanna Arquette, yang saat itu sedang berpacaran dengan pemain kibor mereka, Steve Porcaro. Namun menurut David Paich yang menciptakan lagu tersebut, lagu itu bukan tentang dia.[12] Selain "Africa" dan "Rosanna", sebuah singel lagi, "Make Believe" dikeluarkan dari album Toto IV. Pada 1982, Toto menggelar konser keliling untuk promosi Toto IV. Menjelang akhir tur, Bobby Kimball patah kaki, dan memaksanya duduk di belakang piano dalam konser-konser terakhir.

Setelah Toto IV, pemain bas David Hungate keluar dengan alasan ingin punya lebih banyak waktu bersama keluarga. Pada 1980, ia sudah pindah ke Nashville untuk berkarier sebagai produser rekaman/musisi studio. Ia digantikan oleh Mike Porcaro dan tampil di semua video musik Toto IV. Setelah tur Toto IV, vokalis utama Bobby Kimball dipecat karena masalah pribadi antara dirinya dan band.[13] Vokalis Richard Page dari Mr. Mister pernah ditawarkan untuk bergabung, namun tawaran tersebut ditolaknya. Setelah diperkenalkan kepada Jeff Porcaro, Fergie Frederiksen (mantan Trillion dan Louisiana's LeRoux) bergabung sebagai vokalis utama yang baru. Mereka merekam album Isolation yang diedarkan November 1984. Sebelum meninggalkan Toto, Bobby Kimball sempat merekam beberapa potong dari lagu-lagu di album Isolation, tetapi tidak begitu jelas seberapa banyak. David Paich berkata Kimball hanya menyanyikan sepertiga.[14] Steve Lukather juga mengatakan hanya 3 atau 4 lagu,[15] tetapi Kimball sendiri mengaku bernyanyi untuk hampir semua lagu. Walaupun menjadi album laris, Isolation tidak sesukses Toto IV dan hanya meraih piringan emas. Tur keliling "Isolation Tour" dimulai Februari 1985 dan berakhir tiga bulan kemudian.[7]

Pada penutupan tur keliling Isolation, vokalis Fergie Frederiksen diberhentikan. Lukather mengaku rekannya tidak benar-benar cocok dengan Fergie, dan mereka mengalami masa-masa sulit sewaktu rekaman.[16] Toto melakukan audisi mencari vokalis baru, dan memilih Joseph Williams (putra komponis film ternama John Williams) sebagai anggota baru pada 1986.[17]

Bersama Joseph Williams sebagai vokalis utama, Toto memproduksi album Fahrenheit yang diedarkan Oktober 1986. Dalam album Fahrenheit, Fergie masih menyanyi sebagai vokal latar dalam "Could This Be Love".

Dalam album Fahrenheit, Toto lebih banyak memasukkan unsur-unsur pop, dan tercipta lagu-lagu hit "I'll Be Over You" dan "Without Your Love". Keduanya dinyanyikan oleh Lukather (sejak album pertama, Paich, Lukather, dan kadang-kadang Steve Porcaro juga bertindak sebagai vokalis utama untuk beberapa lagu). Album Fahrenheit juga berisi lagu instrumental "Don't Stop Me Now" yang dibawakan bersama pemain trumpet jazz Miles Davis. Paula Abdul yang waktu itu belum terkenal, tampil sebagai penari dalam video musik "Till the End". Selain itu, Michael McDonald ikut sebagai vokalis latar dalam lagu "I'll Be Over You". Don Henley juga ikut sebagai vokalis latar dalam lagu "Lea" ciptaan Steve Porcaro. Walaupun mendapat pujian, Fahrenheit tidak begitu laris dibandingkan album-album sebelumnya dan awalnya gagal meraih piringan emas. Setelah promosi album Isolation berupa tur keliling dunia yang berakhir pada 1987, Steve Porcaro keluar dari band untuk berkarier di bidang musik film dan televisi. Album Fahrenheit akhirnya meraih piringan emas pada 3 Oktober 1994.[18]

Pengganti Steve Porcaro tidak pernah dicari, dan Toto memutuskan untuk tampil hanya berlima. Walaupun Porcaro kadang-kadang membantu band pada synthesizer untuk-album studio sesudahnya (dan pada tur keliling 1988), David Paich mengambil alih semua permainan kibor sewaktu konser (dibantu teknisi kibor John Jessel pada konser-konser tertentu) sesudah tahun 1988. Pada 1988, Toto mengeluarkan album berikutnya, The Seventh One yang menampilkan Jon Anderson dari Yes sebagai vokal kedua dalam singel "Stop Loving You". Singel lainnya, "Pamela" juga menjadi sangat populer dan menjadi lagu terakhir Toto yang menempati urutan Top 40 di Amerika Serikat. Album The Seventh One berhasil menjadi album Toto paling sukses setelah Toto IV. Menurut David Paich, album tersebut dimaksudkan sebagai album kembali Toto, tetapi pergantian personel di perusahaan rekaman membuat dibatalkannya uang untuk promosi album dan iklan.[19] Toto mengadakan konser keliling dari Februari hingga Juli 1988.[7]

Walaupun "The Seventh One Tour" berakhir sukses, Toto memutuskan untuk mengganti vokalis utama Joseph Williams. Selama tur di Eropa, kombinasi flu, terlalu banyak berpesta, dan penggunaan obat terlarang mengakibatkan Joseph kehilangan suara sebelum konser-konser dimulai. Toto ingin membuat perubahan.[13] Pada awalnya, mereka ingin vokalis Bobby Kimball kembali bergabung untuk merekam lagu-lagu baru yang dimasukkan ke dalam album kompilasi lagu-lagu hit mereka. Namun perusahaan rekaman bersikeras menyewa penyanyi Afrika Selatan, Jean-Michel Byron sebagai pengganti Kimball. Sebelum Byron bergabung, Toto merekam lagu "Goin Home" yang nantinya dimasukkan ke album Toto XX sebagai lagu yang belum pernah dirilis. Bersama Byron, Toto merekam 4 lagu baru untuk album kompilasi Past to Present 1977-1990 yang beredar tahun 1990. Toto lalu memulai tur keliling "Planet Earth Tour" dari September hingga Desember 1990.

Ketika konser keliling baru saja mulai, perilaku aneh di atas panggung dan citra Byron yang kurang "rock" membuat dirinya tidak cocok dengan konsep Toto sewaktu konser, dan ia langsung dipecat.[20] Penggemar begitu marah dengan perilaku Byron di atas panggung, dan sebagian besar potongan berisi Byron tidak dimasukkan dalam video "Toto Live". Posisi Byron hanya ditulis sebagai "vokal latar". Semua rekaman konser berisi lagu-lagu baru dari Past to Present tidak dimasukkan, dan Byron hanya terlihat menyanyi "Rosanna" dan "Hold The Line", serta dalam gambar yang diambil dari jauh.[21] Lagu-lagu sisanya dinyanyikan oleh Steve Lukather and David Paich.

Toto kembali tidak punya vokalis utama, sehingga gitaris Steve Lukather mengambil alih peran vokalis. Dengan Lukather pada vokal, Toto merekam album Kingdom of Desire yang diedarkan Columbia Records di luar Amerika Serikat, dan Relativity Records milik Clive Davis untuk dalam negeri. Sebelum album Kingdom of Desire dirilis, Jeff Porcaro wafat. Pada 5 Agustus 1992, Jeff meninggal dunia akibat reaksi alergi yang terjadi saat dia menyemprotkan pestisida kebun pribadinya. Toto hampir pecah karena harus melakukan promosi Kingdom of Desire tanpa pemain drum. Namun Keluarga Porcaro justru meminta agar Toto diteruskan tanpa Jeff. Simon Phillips yang berkebangsaan Inggris, adalah satu-satunya pemain drum yang sempat dihubungi untuk menggantikan Jeff Porcaro. Anggota Toto tahu Jeff menyenangi permainan Phillips. Lukather juga pernah bermain bersama Simon dalam tur keliling bersama Santana dan Jeff Beck di Jepang tahun 1986. Phillips bergabung dan mereka memulai tur keliling mengenang Jeff Porcaro. Pada 1993, mereka merilis album konser Absolutely Live. Sejak 1991, Steve Lukather mengambil alih sebagian besar vokal (hingga kembalinya Bobby Kimball pada tahun 1998). Walaupun demikian, beberapa lagu-lagu lama yang dulunya dinyanyikan Kimball, Fergie Frederiksen, dan Joseph Williams juga sering dibawakan kembali, namun dinyanyikan oleh vokalis cadangan bernama Fred White (diganti dengan John James tahun 1992), Jackie McGee (bergabung untuk tur 1990 dan diganti Donna McDaniel tahun 1992), dan Jenny Douglas-McRae (bergabung tahun 1990). John membawakan "Stop Loving You" dan bagian Bobby dalam "Rosanna". Donna membawakan "Home Of The Brave" dan "Angel Don't Cry", sementara Jenny membawakan "Hold The Line".

Di penutupan tur keliling, Toto tampil dalam konser Tribute to Jeff Porcaro Concert di Los Angeles, 14 Desember 1992. Selain Toto, konser menampilkan Don Henley, Eddie Van Halen, Donald Fagen, Walter Becker, Boz Scaggs, James Newton Howard, Michael McDonald, Richard Marx, dan bintang tamu George Harrison. Setelah tur selesai, Toto beristirahat untuk memberi kesempatan masing-masing anggota mengerjakan proyek pribadi.

Pada 1995, mereka merekam Tambu yang merupakan album pertama Toto bersama Simon Phillips. Album ini menghasilkan singel "I Will Remember", "Drag Him To The Roof", dan "The Turning Point". John James dan Jenny Douglas-McRae bertindak sebagai penyanyi rekaman untuk beberapa lagu dalam album Tambu. Lagu bonus "Blackeye" juga dinyanyikan Jenny, dan ia berduet bersama Steve Lukather dalam "Baby He's Your Man". Album Tambu tidak begitu laku di Amerika Serikat (bahkan tidak diedarkan di Amerika, dan baru dirilis setelah beredar di luar Amerika Serikat). Lagu "Baby He's Your Man" juga batal dirilis sebagai singel.[22] Di luar Amerika Serikat, Tambu terjual 600 ribu kopi.

Konser keliling "Tambu Tour" ternyata sukses, tetapi mereka tidak manggung di Amerika Utara. Simon Phillips mengalami sakit punggung hingga harus digantikan Gregg Bissonette selama tahap pertama tur pada akhir 1995. Tur keliling berakhir pada 1996. Hingga tur berakhir, musisi pendukung tur tetap tidak berubah, kecuali Donna McDaniel yang keluar tahun 1994 tak lama setelah konser "Night of the Proms" (Jennny juga tidak ikut karena ia sudah ikut tur keliling Joe Cocker). Lagu "Hold The Line" dinyanyikan sebagai duet Jenny dan John.[23] Keduanya tidak diikutsertakan lagi pada penutupan tur 1997.

Tahun 1997 merupakan ulang tahun ke-20 Toto. David Paich dan Steve Lukather mulai menelusuri sejumlah pita-pita lama dan pita demo mereka untuk mendapatkan lagu lama yang belum pernah dirilis. Pada 1998, mereka mengeluarkan album Toto XX dengan singel "Goin Home". Toto memulai tur promosi kecil-kecilan bersama mantan anggota Bobby Kimball, Steve Porcaro, dan Joseph Williams.

Setelah "Toto XX Tour", Bobby Kimball yang sudah 14 tahun absen dari Toto, kembali bergabung sebagai vokalis utama. Bersama Kimball, album berikutnya adalah Mindfields pada awal 1999. Album tersebut diikuti konser keliling Reunion Tour di seluruh dunia. Mereka juga melakukan pertunjukan di Amerika Serikat setelah absen selama 6 tahun. Album Mindfields mengetengahkan 3 singel, "Melanie", "Cruel", dan "Mad About You" yang ditulis David Paich bersama mantan vokalis Toto, Joseph Williams. Masih pada tahun 1999, Toto mengeluarkan album konser Livefields. Tur keliling mereka selesai tahun 2000, namun masih diteruskan beberapa konser hingga tahun 2001. David Paich untuk sementara beristirahat dari tur keliling pada tahun 2000, dan Jeff Babko mengisi pada kibor.[24] Paich kembali melanjutkan tur bersama Toto pada 2001.

Pada tahun 2002, sebagai perayaan hari jadi Toto ke-25, album Through the Looking Glass diedarkan oleh CMC International. Album tersebut berisi lagu-lagu dari musisi yang diakui membawa pengaruh pada musik Toto, seperti Bob Marley, Steely Dan, George Harrison, dan Elton John. Dari Through the Looking Glass dikeluarkan dua singel, "Could You Be Loved" yang pernah dibawakan Bob Marley dan "While My Guitar Gently Weeps" yang pernah dibawakan Beatles. Album ini ternyata tidak laku dan penggemar menginginkan Toto menulis lagu-lagu baru.[25] Walaupun demikian, adanya album baru membuat Toto bisa mempromosikan "25th Anniversary Tour" yang berlangsung dari 2002 hingga 2003. Setelah konser keliling selesai, Toto merilis album konser dan DVD Live in Amsterdam. Keduanya dirilis pada akhir 2003. Steve Lukather sendiri agak kritis terhadap penampilannya di konser-konser tersebut.[25]

Mulai awal Juni 2003, ketika tur "25th Anniversary Tour" hampir berakhir, pemain kibor David Paich meminta cuti agar bisa mengurus anggota keluarga yang sedang sakit. Steve Lukather yang dikenal memiliki rasa humor, mengatakan Paich ingin operasi ganti kelamin dan mengganti nama menjadi "Davida". Lelucon ini dipasang di situs web Toto, dan diangkat sebagai berita oleh media massa. Walaupun lucu bagi sebagian penggemar, sebagian orang marah, dan Lukather harus meminta maaf dan semua Referensi mengenai lawakan tersebut dihapus.[26] Pemain kibor berpengalaman Greg Phillinganes mengisi posisi Paich hingga tur berakhir.

Pada akhir 2003, Toto membuat berita dengan menggelar konser "Night of the Proms" selama 2 bulan berturut-turut. David Paich kembali bergabung, namun hanya sempat bermain beberapa minggu sebelum kembali beristirahat. Greg terus menggantikan posisi Paich hingga tur berakhir. Pada awal 2004, Toto memulai tur dunia secara kecil-kecilan sepanjang tahun 2004 hingga 2005. Pada tahun 2005, Greg diminta untuk resmi bergabung sebagai anggota tetap setelah David Paich mengundurkan diri tur keliling. Paich masih anggota Toto, dan terus aktif dalam rekaman dan semua lagu-lagu Toto.[27]

Pada awal 2006, Toto mengeluarkan album Falling In Between melalui sebuah label asal Italia, Frontiers. Album tersebut merupakan album pertama mereka yang berisi lagu-lagu baru setelah absen merilis lagu baru sejak 1999. Album Falling In Between menampilkan permainan kibor dari Steve Porcaro dan duet bersama Joseph Williams dalam singel "Bottom of Your Soul". Album ini mendapat tinjauan yang positif dari kritikus dan penggemar, dan beberapa di antaranya menganggap sebagai album terbaik Toto sejak Toto IV.[28] Tur promosi keliling dunia berlangsung tahun 2006, diteruskan tahapan kedua pada tahun 2007. Konser keliling tahap kedua mengajak Leland Sklar sebagai pengganti Mike Porcaro yang tangannya sedang cedera. Mereka manggung di Eropa dan Amerika Serikat, termasuk tampil dalam Moondance Jam di Walker, Minnesota. Mantan vokalis utama Fergie Frederiksen dimunculkan sebagai bintang tamu di Minneapolis, 5 Mei 2007. Joseph Williams juga tampil beberapa kali sebagai bintang tamu pada Juni 2007.[29]

Konser keliling menghasilkan album 2 CD Falling In Between Live yang diedarkan Eagle Records. Album konser Falling In Between Live merupakan album konser keempat setelah Absolutely Live, Livefields (1999), dan Live In Amsterdam (2003). Pada tahun 2008, sebuah DVD dirilis sebagai pelengkap, berisi konser Toto di Paris, Maret 2007.

Setelah ramai desas-desus, Steve Lukather pada 5 Juni 2008 di situs web pribadi stevelukather.net menyatakan,

Faktanya benar aku telah keluar dari Toto. Tidak ada lagi Toto. Aku tidak sanggup melakukannya lagi dan di usia 50 tahun aku mau memulai segalanya dari baru dan mencoba melakukan yang terakhir untuk diri sendiri.

Lebih lanjut, Lukather mengatakan "Ketika Paich pensiun, rasanya benar-benar berat bagiku karena kami memulai band ini bersama-sama. Sudah 35 tahun, jika kau juga menghitung masa-masa SMA di mana anggota inti kami pertama bertemu. Ketika Mike jatuh sakit, rasanya sudah waktunya bagiku. Jika tak ada Paich dan paling tidak satu orang Porcaro bagaimana mungkin kita menyebutnya Toto? Sejujurnya, rasanya sudah cukup bagiku. Ini bukan istirahat. Ini sudah selesai. Aku sudah tak bisa lagi keluar sambil memainkan Hold The Line dengan wajah lurus".

Bubarnya Toto setelah 31 tahun berkarya membuat penggemar kecewa. Pada 5 April 2008, Toto menutup tur keliling Falling In Between Live dengan konser terakhir di Seoul, Korea Selatan. Selama 31 tahun, Toto telah menjual lebih dari 30 juta rekaman, menempatkan lagu "Africa" di tangga-tangga lagu seluruh dunia. Kesepuluh konser keliling dunia Toto semuanya sukses, dan tiket terjual habis kecuali di Amerika Serikat.

Menurut rencana, anggota pendiri Toto (kecuali Bobby Kimball) akan diabadikan di Musicians Hall of Fame pada Oktober 2009.[30][31]

Pada Februari 2010, Toto melakukan reformasi dan bereuni untuk melakukan tur singkat di Eropa pada musim panas untuk mendanai Mike Procaro yang terkena ALS. Lineup kali ini terdiri dari David Paich, Steve Lukather, Steve Porcaro, Simon Phillips, Joseph Williams, dan bintang tamu Nathan East (menggantikan Mike Porcaro).

Steve Lukather menyatakan bahwa band ini masih ada:

Edit ke 2010 .. baik dengan Mike tidak baik dan beberapa dari kita saling kehilangan teman SMA NYATA (ya itu termasuk Joe !!) kembali bersama untuk alasan yang TEPAT. Orang-orang ingin mendengar hit yang dimainkan seperti rekamannya, Joe memiliki suaranya kembali 100% dan saya menyukai kekuatan di depan lagi dan semua NYAYA, vokal BESAR lagi kuat dan melihat Paich DAN Steve Porcaro dengan suara keyboard asli mereka, Simon kembali dan saat Lee sibuk dengan teman lama, Nate East masuk .. sangat menyenangkan dan sangat sukses sehingga kami berpikir "Hmm, mungkin beberapa pertunjukan sekali dalam beberapa saat akan menyenangkan" dan kami dapat menghasilkan sejumlah uang dll. tolong beberapa dari penggemar hard core. Kita semua memiliki karier di luar yang membuat kita semua sibuk, belum lagi keluarga dll. Tidak ada yang benar-benar ingin membuat musik baru, bukan rekaman penuh pula. MUNGKIN sebuah lagu suatu hari nanti tapi tidak dalam waktu dekat. Saya sedang tur selama setahun dan menikmati tur solo yang sangat sukses terjual habis dan penjualan rekaman saya lebih baik daripada sebelumnya. Jadi, saya tidak ingin mengacaukannya dan semua orang memiliki kehidupan sukses mereka sendiri yang sangat sibuk dan sesekali .. mengapa tidak benar Tidak ada rahasia omong kosong yang masukke sini.[32]

Tur serupa juga dilakukan pada tahun 2011 dengan menghadirkan Jenny Douglas Mac-Rae sebagai vokal latar. Band ini sebenarnya telah merekam konser mereka di Copenhagen pada tahun 2010 dan di Verona tahun 2011, namun ditunda rilisnya karena ada permasalahan kontrak dengan label mereka yang lama.

Ulang Tahun ke-35, kematian Fergie Frederiksen, mundurnya Simon Phillips, dan Keith Carlock (2013-2014)

Pada tahun 2013, Toto mengadakan tur untuk merayakan ulang tahun mereka yang ke-35.band ini memulai tur keliling Eropa dan Amerika Utara, bersamaan dengan tanggal Jepang untuk mengikuti pada tahun 2014. Pertunjukan mereka pada tanggal 25 Juni 2013 di Łódź, Polandia tercatat untuk rilis live dan dirilis pada tanggal 29 April 2014. Pada tanggal 5 November, dikonfirmasi baik di halaman resmi Toto dan David Paich Facebook bahwa sebuah album studio baru sedang dalam proses dan bahwa band ini berencana masuk studio awal 2014.

Pada tanggal 18 Januari 2014, mantan vokalis Fergie Frederiksen meninggal setelah berjuang melawan kanker hati.[33][34] Setelah tur leg ulang tahun ke-35, terungkap melalui situs resmi band ini pada tanggal 23 Januari 2014 bahwa Simon Phillips telah meninggalkan band ini untuk mengejar karier solo. Phillips kemudian digantikan oleh Steely Dan drummer Keith Carlock.

Sementara Keith Carlock sekarang bagian dari band, dia tidak bergabung dengan mereka untuk setidaknya tur Amerika Utara dan diisi oleh Shannon Forrest. Bass pemain Nathan East, yang telah tur dengan mereka sejak 2010, meninggalkan band setelah tur Jepang untuk mengejar proyek-proyek sendiri. Sebaliknya, pemain bass asli David Hungate bergabung dengan band. Mereka sekali lagi melakukan tur keliling Amerika Serikat pada musim semi 2014 sebagai co-headliner dengan penyanyi Michael McDonald. Itu adalah tur paling komprehensif mereka di benua ini selama bertahun-tahun.

Toto merilis album studio keempat belas mereka dan yang pertama dalam sembilan tahun berjudul Toto XIV pada tanggal 20 Maret (Eropa), 23 Maret (Inggris dan Oceania), dan 24 Maret 2015 (Amerika Utara). Untuk mempromosikan proyek yang baru selesai ini, band ini memulai tur keliling dunia dengan tur arena tengara Eropa yang luas termasuk penampilan di festival utama, bersamaan dengan tur Amerika Utara yang akan diikuti pada musim panas 2015 dan Asia pada tahun itu pula.[35][36]

Pada tanggal 15 Maret 2015, mantan bassis Mike Porcaro meninggal, karena komplikasi saat berjuang melawan ALS, saat ia tidur di rumahnya di Los Angeles.[37]

Pada tanggal 6 April 2015, Toto mengumumkan bahwa mereka akan memulai pada tanggal 7 Agustus 2015 di Mashantucket, Connecticut dengan band progresif veteran Yes dalam tur musim panas bersama Amerika Utara yang akan berakhir pada tanggal 12 September 2015 di Coquitlam, British Columbia.[38][39][40] Shannon Forrest terus tampil sebagai drumer band ini.

Pada tanggal 29 September 2015, Toto mengumumkan tur pertama Tour 2016 mereka untuk mendukung Toto XIV yang terdiri dari tanggal Eropa dan Jepang. Leland Sklar, yang bergabung dengan mereka dalam tur 2007 dan 2008, menggantikan sang pendiri Hungate.[41] Sklar keluar dari Toto pada awal 2017 dan digantikan oleh Shem von Schroeck.

Toto merilis album ulang tahun mereka "40 Trips Around The Sun" pada tanggal 9 Februari 2018. Mereka akan memulai tur dunia mereka untuk mempromosikan album mereka dan merayakan 40 tahun mereka di dunia musik.

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com

Lagu Populer Indonesia 2000an

Kumpulan lagu hits populer Indonesia era tahun 2000an dalam berbagai genre musi, seperti: Pop Indonesia, Slow Rock Indonesia, Rock Indonesia, Pop Melayu, dan lainnya.

Last updated on May 25, 2024

Minor bug fixes and improvements. Install or update to the newest version to check it out!