Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten Grup Lippo PT Multipolar Tbk (MLPL) buka suara untuk menjawab permintaan penjelasan dari Bursa seiring terjadinya volatilitas dan penurunan harga saham perseroan secara signifikan akhir-akhir ini.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham MLPL ditutup ambles 5,50% ke Rp 206/saham pada Senin (24/1/2022).
Sejak awal tahun ini, saham MLPL baru menguat sekali, yakni pada Kamis pekan lalu (20/1), sekali stagnan, dan sisanya 14 kali terbenam di zona merah.
Dengan demikian, secara year-to-date (ytd), saham ini anjlok 44,32%.
Dalam keterbukaan informasi di website BEI, Senin (24/1), manajemen MLPL menjelaskan, perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai saham perusahaan atau keputusan investasi pemodal.
Manajemen menambahkan, perseroan juga tidak memiliki informasi/fakta/kejadian penting yang dapat mempengaruhi harga saham MLPL serta kelangsungan hidup perseroan yang belum diungkapkan kepada publik.
"Perseroan tidak mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu dari perseroan sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 11/POJK.04/2017 tentang Laporan Kepemilikan atau Setiap Perubahan Kepemilikan Saham Perusahaan Terbuka," jelas manajemen MLPL, dikutip CNBC Indonesia, Senin (24/1).
Mengenai rencana aksi korporasi terdekat, MLPL membeberkan, perusahaan berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) alias rights issue pada Maret mendatang.
Sebelumnya, mengacu pada prospektus ringkas MLPL pada 10 Januari 2022, MLPL menawarkan sebanyak-banyaknya 1.999.619.611 saham biasa atas nama Kelas C (saham baru dengan nilai nominal Rp 100/saham), yang mewakili sebanyak-banyaknya 12,02% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD VII.
Adapun harga pelaksanaan rights issue Rp 500/saham. Maka, dana yang akan diraup MLPL bisa mencapai Rp 999.809.805.500 (Rp 999,81 miliar).
PT Inti Anugerah Pratama (IAP) milik keluarga Riady sebagai pemegang saham utama dan pengendali MLPL (37,92%) akan melaksanakan seluruh HMETD yang akan diperolehnya dan juga akan bertindak sebagai pembeli siaga sampai dengan sejumlah saham yang nilainya setara dengan sebanyak-banyaknya Rp 520 miliar.
Seluruh dana yang diperoleh dari PMHMETD tersebut setelah dikurangi biaya-biaya dalam rangka PMHMETD VII ini akan digunakan untuk tiga kepentingan.
Pertama, sebesar Rp 90 miliar akan digunakan oleh perseroan untuk pelunasan sebagian pokok utang perseroan kepada PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB/BNGA).
Kedua, sekitar Rp 174 miliar atau setara dengan US$ 12 juta akan digunakan MLPL untuk melunasi sebagian pokok utang perseroan kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI/BBNI).
Ketiga, sisanya akan digunakan untuk pengembangan usaha MLPL dan/atau investasi baik secara langsung maupun melalui perusahaan anak.
"Sepanjang sepengetahuan kami, pemegang saham utama saat ini belum memiliki rencana aksi korporasi terkait kepemilikan sahamnya pada perseroan," pungkas pihak MLPL.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Saksikan video di bawah ini: